Teknologi AI Bisa Deteksi COVID-19 Hanya dengan Mendengarkan Suara Batuk
Sebuah teknologi AI diklaim bisa deteksi COVID-19 hanya dari suara batuk (Foto: pixabay/mohamed_hassan)
SAAT pandemi virus Corona melanda dunia, banyak orang yang khawatir terpapar Virus Corona ketika batuk atau berdehem. Tapi, seseorang tak lantas bisa mengetahui apakah terinfeksi Virus atau tidak saat batuk.
Terkait hal itu, peneliti MIT telah mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang bisa mengenali batuk dari orang yang mengidap COVID-19, meski mereka tidak menunjukan gejala.
Baca Juga:
Seperti yang dilansir dari laman engadget, Triknya adalah dengan mengembangkan banyak jaringan saraf, yang bisa membedakan perubahan halus yang mengindikasikan efek Virus Corona.
Satu jaringan saraf mendeteksi suara yang terkait dengan kekuatan vokal. Sementara yang lain mendengarkan keadaan emosional yang mencerminkan penurunan neurologis, seperti meningkatnya frustasi atau 'pengaruh datar'.
Sementara itu, jaringan ketiga untuk mengukur perubahan kinerja pernapasan. Lalu AI tersebut menggunakan algoritma yang memeriksa degradasi otot (batuk yang lebih lemah) dan algoritma itu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan seseorang.
AI dikabarkan sangat akurat dalam pengujian awal, usai tim melatih modelnya pada puluhan ribu sampel batuk dan dialog, teknologi tersebut mengenali 98,5 persen batuk dari orang dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Baca juga:
Kisah Pekerja yang 'Dituduh' Positif COVID-19 di Tengah Maraknya Isu PHK
Selain itu, AI tersebut juga bisa mengidentifikasi orang-orang yang terinveksi COVID-19 namun tanpa gejala. Teknologi ini tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis orang yang bergejala, karena mereka mungkin memiliki kondisi lain yang menghasilkan perilaku serupa.
Namun, meski teknologi itu cukup mampu mendeteksi, mungkin banyak orang yang ragu atau tidak ingin menggunakan teknologi tersebut, untuk memutuskan dengan pasti apakah kamu terinfeksi atau tidak.
INi bukan latihan teoritis. PAra ilmuwan tengah mengembangkan aplikasi 'ramah pengguna' yang bisa digunakan sebagai alat penyaringan virus. Kamu mungkin hanya perlu batuk-batuk ke ponsel kamu setiap hari, untuk menentukan apakah aman bagi kamu untuk pergi keluar.
Menariknya, para peneliti bahkan menyarankan bahwa teknologi itu bisa mengakhiri pandemi, bila alat tersebut mendengarkan latar belakang seseorang, meski alat itu nantinya bisa menimbulkan masalah privasi. (Ryn)
Baca juga:
Bill Gates Kecewa Sistem Tes COVID-19 di AS, Ini Penjelasannya
Bagikan
Berita Terkait
Sudah Raih Sertifikasi, Xiaomi 17 Siap Debut Global dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
iPhone 18 Bakal Uji Coba Face ID di Bawah Layar, Apple Siap Masuki Era Baru
Samsung Galaxy Z TriFold Sudah Mengaspal di China, Harganya Mulai dari Rp 47,1 Juta
Realme 16 Pro Segera Meluncur, Bawa Lensa Telefoto dan Baterai 7.000mAh
Xiaomi 17 Ultra Paling Cepat Bisa Dipesan Mulai Desember, tak Perlu Menunggu hingga 2026!
Render Samsung Galaxy S26 Series Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan!
Xiaomi 17 Ultra Leica Leitzphone Edition Muncul di GSMA, Ditunggu-tunggu Pencinta Fotografi!
Gambar Xiaomi 17 Ultra Bocor sebelum Rilis, Dibekali Baterai 6.000mAh
Samsung Bakal Gelar 'The First Look' Jelang CES 2026, Galaxy Z TriFold Segera Unjuk Gigi?
Desain Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Siap Bikin Gebrakan Lewat Tombol Khusus AI!