Event Boundary, Kondisi Lupa Mengerjakan Sesuatu

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 28 Maret 2023
Event Boundary, Kondisi Lupa Mengerjakan Sesuatu

Event boundary mengganggu jalannya aktivitas sehari-hari. (freepik/benzoix)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERNAHKAH kamu mengalami lupa hendak melakukan kegiatan tertentu padahal hanya sekejap setelah merencanakannya? Contohnya dari kamar menuju dapur sudah merencanakan akan mengambil gelas setibanya di dapur justru lupa apa yang dikerjakan.

Hal-hal kecil seperti ini mudah untuk dilupakan. Lalu apakah ini gejala awal pikun? Seperti dilansir dari berbagai sumber, seorang ilmuwan bernama Gabriel Radvansky mengatakan bahwa hal ini disebut sebagai event boundary.

Baca Juga:

Mulailah Berdamai, Jangan Lupa dengan Diri Sendiri

lupa
Memiliki short term memories menganggu kesehatan seseorang. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Event boundary adalah fenomena ketika seseorang tiba-tiba lupa apa yang akan dilakukan saat melalui pintu dan memasuki ruangan lain. Saat mengalami kondisi ini seseorang biasanya bertanya-tanya kepada dirinya. “Eh tadi aku mau ngapain ya disini?”.

Meskipun ini sebenarnya wajar saja terjadi pada setiap orang. Radvansky telah melakukan penelitian terhadap fenomena ini selama 20 tahun. Ia penasaran bagaimana bisa otak yang begitu hebat tiba-tiba lupa pada hal kecil.

Ia menggunakan kombinasi eksperimen berbasis komputer dan dunia nyata untuk menilai bagaimana ingatan seseorang merespons lingkungan yang berubah.

Ada salah satu eksperimen yang dilakukan oleh Gabriel. Eksperimen pertama, dua orang diminta untuk mengambil benda seperti kubus merah dan membawanya ke meja lain. Satu orang membawa kubus tersebut ke meja lain di ruangan yang sama. Sementara satu orang lagi membawanya ke meja lain di ruangan yang berbeda.

Baca Juga:

Cari Tahu Penyebab Mudah Lupa, Segera Atasi

kessehatan
Ingatan seseorang merespons lingkungan yang berubah. (Pexels/Rodnae Production)

Hasilnya yaitu orang yang membawa kubus merah ke meja lain di ruangan berbeda berbuat lebih banyak kesalahan. Selain itu, kemampuan berpikir dan pengambilan keputusan orang yang memasuki ruangan yang berbeda juga akan terhambat, hal ini di dukung oleh waktu merespons.

Meskipun event boundary merupakan hal kecil yang terjadi di dalam hidup kita. Namun, hal ini sangat mengganggu jalannya aktivitas sehari-hari. Tidak ada cara khusus untuk mencegah terjadinya event boundary ini. Beberapa hal yang dapat kamu lakukan adalah menggumamkan atau menyebut berkali-kali apa yang akan kamu lakukan ketika berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain.

Untuk melakukan pencegahan berikutnya, kamu bisa menuliskan sesuatu yang akan dilakukan di tangan ataupun di kertas. Ketika kamu sudah mengetahui akan terjadi event boundary kamu akan lebih sadar bahwa ada sesuatu yang harus diingat. (dkr)

Baca Juga:

Sering Lupa Bukan Berarti Pikun

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan