Embrio Sintetis akan Jadi Jawaban untuk Masalah Infertilitas


Para ilmuwan menciptakan embrio tikus sintetis yang mulai membentuk organ. (Foto: Twitter/@techreview)
PARA ilmuwan telah menciptakan embrio tikus di cawan petri. Pencapaian tersebut suatu hari nanti diharapkan bisa membantu pasangan yang berharap untuk hamil, menurut sebuah studi baru.
Setelah 10 tahun penelitian, para ilmuwan menciptakan embrio tikus sintetis yang mulai membentuk organ tanpa sperma atau indung telur. Demikian dikatakan penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, Kamis (1/9).
Dalam pembuatan embrio sintetis yang dibutuhkan hanyalah sel punca, atau sel yang tidak terspesialisasi dan dapat dimanipulasi menjadi sel dewasa dengan fungsi khusus.
Baca juga:

"Model embrio tikus kami tidak hanya mengembangkan otak, tetapi juga jantung yang berdetak, semua komponen yang membentuk tubuh," kata penulis utama studi Magdalena Zernicka-Goetz, profesor pengembangan mamalia dan biologi sel induk di University of Cambridge, Inggris.
Pencapaian tersebut merupakan kemajuan yang menarik dan mengatasi tantangan yang dihadapi para ilmuwan dalam mempelajari embrio mamalia di dalam rahim, kata Marianne Bronner, seorang profesor biologi di California Institute of Technology di Pasadena (Caltech), AS.
"Ini berkembang di luar ibu dan karena itu dapat dengan mudah divisualisasikan melalui tahap perkembangan kritis yang sebelumnya sulit diakses," tambah Bronner seperti diberitakan CNN, Senin (5/9).
Para peneliti berharap untuk beralih dari embrio tikus ke model kehamilan alami manusia, banyak di antaranya gagal pada tahap awal, kata Zernicka-Goetz.
Baca juga:

Dengan mengamati embrio di laboratorium alih-alih rahim, para ilmuwan mendapat pandangan yang lebih baik tentang proses untuk mempelajari mengapa beberapa kehamilan mungkin gagal dan bagaimana mencegahnya, tambahnya.
Untuk saat ini, para peneliti hanya dapat melacak sekitar delapan hari perkembangan embrio sintetis tikus, tetapi prosesnya meningkat, dan mereka sudah belajar banyak, kata penulis studi Gianluca Amadei, seorang peneliti postdoctoral di University of Cambridge.
"Ini mengungkapkan persyaratan mendasar yang harus dipenuhi untuk membuat struktur embrio yang tepat dengan organ-organnya," kata Zernicka-Goetz.
Para peneliti melihat kegunaan penting untuk masa depan. Prosesnya dapat segera digunakan untuk menguji obat baru, kata Zernicka-Goetz. Tetapi dalam jangka panjang, ketika para ilmuwan beralih dari embrio sintetis tikus ke model embrio manusia, itu juga dapat membantu membangun organ sintetis untuk orang yang membutuhkan transplantasi.
Ada pertimbangan etis dan hukum yang harus diperhatikan sebelum pindah ke embrio sintetis manusia. Dan dengan perbedaan kompleksitas antara embrio tikus dan manusia, dibutuhkan beberapa dekade sebelum para peneliti dapat melakukan proses serupa untuk model manusia. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
