Emak Jagoan Berprofesi Doula, Ajarkan Ayah Dampingi Ibu Saat Melahirkan


Anisya Cahya bagikan tutorial menggendong dengan metode M-Shape (Sumber: Instagram/@anisyacahya)
MELAHIRKAN bagi setiap ibu merupakan pertaruhan hidup dan mati. Kendati demikian, semua ibu berhak mendapatkan pengalaman melahirkan menyenangkan dan menenangkan. Awal baik akan menjadi rajutan kisah indah bersama buah hati.
Di balik indahnya ikatan terjalin antara ibu dan bayinya ada sosok doula. Perannya dalam dunia persalinan sekilas tidak terlalu berarti padahal kehadirannya membawa perubahan signifikan.
Baca juga:
Doula bertugas memberikan dukungan secara emosional dan fisik kepada calon ibu dan ayah serta mengedukasi mereka seputar dunia kehamilan hingga persalinan. Dengan demikian, mereka akan siap dan bisa menyambut kehadiran anak dengan lancar.
Salah satu doula dan kreator digital Anisya Cahya membuka perspektif baru tentang dunia kehamilan. "Doula itu kan bukan penolong persalinan melainkan menemani persalinan. Jadi saat mau melahirkan atau malah dimulai sejak kehamilan itu biasanya seorang ibu butuh dukungan secara psikologis. Jadi mereka ketika ditemani doula merasa berjuang tidak sendirian. Minim trauma," kata Anisya Cahya kepada Merahputih.com.

Ia mengisahkan bagaimana awal mula terjun ke dunia doula. September 2016, Anisya mengikuti kelas baby massage di Amany Birth sebatas ingin mengerti dan tak berniat menjadi doula.
"Enggak ada niatan. Cuma karena waktu itu ikut pelatihan baby massage, salah satu topiknya pijat ibu hamil. Saya belum familiar dengan ibu hamil jadi ambil kelas tentang pijat hamil," kisahnya.
Di kelas itu, Anisya diajarkan tentang cara menyembuhkan trauma pascapersalinan. "Setelah ikut pelatihan malah saya pikir kok sayang kalau enggak diambil sertifikasinya. Akhirnya, terjun dan mendalami tentang doula," ucapnya.
Baca juga:
Uniknya, meski doula berkaitan tentang ilmu kesehatan, Anisya justru tak punya latar belakang pendidikan dasar di dunia kesehatan. "Padahal saya basicnya bukan kesehatan melainkan statistika. Nah untuk dapat sertifikasi harus ujian dulu enam bulan. Jadinya belajar semua tentang kebidanan. Mau enggak mau dibaca dan dikuasai," jelasnya.
Di awal karirnya, Anisya mengaku mendapat banyak tantangan karena doula masih asing di masyarakat. "Waktu itu 2016 belum sefamiliar sekarang. Dulu perjuangannya di mulai dengan membangun kesadarannya bahwa persalinan dengan ditemani doula itu membuat ibu dan suaminya nyaman," urainya.
Pemahaman tentang dunia kehamilan dan persalinan coba ia berikan melalui kelas kehamilan. "Basic aku pengajar. Jadi mulai dari kelas kehamilan aku mengajarkan mereka," jelasnya. Pada akhirnya, ia mengaku lebih menyenangkan mengajari suami jadi doula daripada ia terjun langsung.

"Kehadiran doula itu belum diterima di semua fasilitas kesehatan sementara suami atau ayahnya itu kan mau enggak mau diterima sebagai pendamping persalinan. Nah lebih sering aku jadi remotenya. Si suami benar-benar dampingin. Suami itu jadi 'tangannya' aku," bebernya.
Dengan suami berperan sebagai doula, Anisya melihat jadi jauh lebih membahagiakan. "Si istri lebih senang, lebih dapat harunya ketika suaminya mendampingi dari A sampai Z. Apalagi membantu membimbing bayinya lahir ke dunia".
Lulus mengambil sertifikasi sebagai doula, Anisya langsung mendapatkan klien pertamanya. "Dulu tuh kayak klien pertamaku iparku. Di sana aku cuma liatin sementara suaminya dampingin langsung. Aku cuma senyum aja, bantu pijat, dan nemanin anak-anaknya. Suaminya coba angkat badannya lah, support lah".
Baca juga:
Perjuangan Mahasiswa Penyintas COVID-19 Saat Harus Ujian Kenaikan Semester
Berbagai hal diajarkan Anisya kepada para ayah seputar kehamilan dan persalinan, seperti fisiologis kehamilan, tahap persalinan, hingga emosi timbul dari tahap pertama kedua hingga plasenta keluar.
Selama mengajar kelas kehamilan, Anisya mewajibkan para suami hadir, bukan hanya ibu. Walau awalnya merasa dipaksa, ternyata para calon ayah menikmati sesi-sesi selanjutnya.
"Pada akhirnya pas hari H mulai kontraksi di rumah, suami itu bisa mendampingi. Selain edukasi tentang kehamilan dan persalinan secara garis umum, aku bekali juga tentang rebozo atau teknik untuk mengoptimalkan posisi janin," tuturnya.
Teknik rebozo menggunakan kain seperti jarik diikat ke perut ibu. "Usia kandungan berapa pun jika ibu mulai enggak nyaman bisa dibantu dengan teknik rebozo".

Namun, sejak pandemi melanda, Anisya mengaku ada tantangan lain sebagai seorang doula. "Kalau dulu offline aku praktikan langsung. Jadi suami bisa langsung ngikutin. Kalau sekarang karena online harus dapet feelnya hanya dengan lihat video dan gambar".
Berurusan dengan bayi tentu berbeda dengan orang dewasa. Proses perjumpaan dengan sang jabang bayi tidak semudah janjian dengan orang dewasa. Ada banyak kelahiran tidak terprediksi harus dihadapi sepanjang karirnya sebagai doula. Salah satunya, klien asal di Jawa Timur.
Baca Juga:
Sosok Jagoan Negeri Aing di Balik Aksi Sosial Berbagi Nasi Gratis di Nusa Dua Bali
Anisya berdomisili di Serang harus berhadapan dengan kecemasan calon ibu di Kediri, Jawa Timur. "Waktu itu si ibu mulai cemas kapan aku bisa datang. Aku cuma bisa bilang doain aja mbak mudah-mudahan kita berjodoh. Eh ternyata pas kebetulan aku lagi pulang ke sana, beliau mulai masuk kontraksi. Ada pembukaan. Tiba-tiba dapet kliknya. Besoknya dia lahiran padahal HPL (Hari Perkiraan Lahir) masih beberapa hari kemudian," kisahnya.
Selain menjadi doula, Anisya juga aktif di sosial media dan membagikan berbagai tips seputar perawatan bayi. Mulai dari perlekatan menyusui dengan benar, pemberian MPASI pada anak, hingga metode gendong bayi M-Shape. Ia juga tak sungkan menjawab sejumlah pertanyaan dari pengikutnya di sosial media.
Anisya menuturkan ada hal harus dipahami seorang ibu jika ingin melahirkan dan merawat anaknya dengan penuh cinta. "Kuncinya adalah jangan bandingkan anak kita dengan orang lain. Setiap anak itu berbeda-beda. Nikmati saja prosesnya," tukasnya. (Avia)
Baca Juga:
Mocaves dan Hahahihi Scoot, Jagoan Negeri Aing Berbagi di Masa Sulit
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
