Perjuangan Mahasiswa Penyintas COVID-19 Saat Harus Ujian Kenaikan Semester

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Minggu, 01 Agustus 2021
Perjuangan Mahasiswa Penyintas COVID-19 Saat Harus Ujian Kenaikan Semester

Mahasiswa berjuang melewati ujian semester saat berstatus sebagai pasien Covid. (Foto: Unsplash Green Chameleon)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

ETANIA Fortunata, mahasiswi semester 6 di salah satu universitas swasta daerah Serpong, Tangerang, harus berjuang menghadapi COVID-19 sambil berjibaku mempersiapkan ujian kenaikan semester.

Sejak awal pandemi, Etania kembali ke kampungnya di Medan, Sumatera Utara, untuk menghemat biaya kos karena bisa berkuliah daring dari rumah.

Baca juga:

Belajar Pantang Menyerah Melalui Kisah Jatuh-Bangun Jerry Hermawan Lo

Di rumah, sertelah setahun menjalani hari-hari di masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, seluruh anggota keluarganya terpapar COVID-19. Dari 10 orang, 5 anggota keluarga dan 1 asisten rumah tangga positif COVID-19, sedangkan 4 asisten rumah tangga lainnya negatif.

Kedua orang tuanya mengalami gejala berat, kakaknya dan seorang asisten rumah tangga bergejala sedang, sementara Etania dan adiknya bergejala ringan. Mereka pun menjalani isolasi terpisah.

penyintas COVID-19
Mahasiswa harus tetap memenuhi kewajibannya secara online. (Foto: Unsplash Windows)

Anggota keluarga bergejala berat dan sedang isolasi di satu rumah, sementara bergejala ringan di rumah lainnya. Meski begitu, koordinasi di kedua rumah tak pernah terputus.

Di saat harus berfokus untuk kesembuhan dirinya dan keluarganya, Etania dihadapi dengan kewajiban tidak bisa ditinggalkan, ujian kenaikan semester secara daring.

Baca juga:

JAGOAN NEGERI AING

Meski para dosen berempati dan mengetahui kondisi Etania saat sedang isoman, kebijakan kampus tak bisa sepenuhnya menghapus kewajiban melaksanakan ujian. Alhasil, para dosen meringankan tugasnya.

Peraturan kampus, sebelum pandemi, mengharuskan mahasiswa untuk selalu masuk dan hanya diberikan batas maksimal 3 kali absen atau izin untuk tidak masuk. Jika sakit, mahasiswa harus mempunyai surat rawat inap dari rumah sakit untuk mendapatkan izin pemutihan absensi.

penyintas covid
Petugas membawa pasien COVID-19 untuk menjalani perawatan medis di tenda darurat. (MP/Rizki Fitrianto)

Bahkan untuk melakukan ujian susulan juga hanya dapat dilakukan dengan surat rumah sakit menandakan sang mahasiswa benar-benar harus melakukan rawat inap dan tidak bisa mengikuti ujian. Ternyata peraturan tersebut belum sepenuhnya berubah.

Etania meski terpapar COVID-19, tak bisa beroleh penanganan medis di rumah sakit karena penuh pasien bergejala berat. Ia tak memiliki surat dari rumah sakit terkait. Surat rawat inap tentunya tidak bisa didapatkan jika tidak melakukan rawat inap di rumah sakit, maka ujian susulan atau pemutihan absensi di kampus tidak dapat dilakukan.

Etania mau tak mau tetap harus melaksanan ujian daring. Di masa isoman, meski bergejala ringan, ia harus beristirahat total dan tak boleh banyak pikiran agar imunitas menguat.

Pada saat-saat seperti ini, Etania hanya mempunyai dua pilihan, fokus terhadap pemulihan dengan resiko tidak lulus atau harus mengulang atau menomorduakan kesehatan dan memilih untuk berjuang untuk lulus meskipun dengan nilai pas-pasan. Ia memilih pilihan terakhir.

penyintas covid
Dinkes Tangsel Gelar Rapid Test COVID-19 Sistem Drive Thru. (MP/Rizki Fitrianto)

Pikirannya terbelah antara fokus terhadap penyembuhan dirinya dan seluruh keluarga, dan persiapan ujian kenaikan semester. Ia kembali membuka catatan. Menelusur kembali ingatan. Mencari waktu terbaik belajar di sela isoman. Pertaruhannya besar karena tak ingin punya nilai buruk atau mengulang, namun di sisi lain tetap semangat sembuh sampai beroleh hasil negatif COVID-19.

Etania tak seorang diri beroleh pengalaman harus ujian daring saat berstatus positif COVID-19. Perjuangan berlipat ganda juga dirasakan mahasiswa perantau lainnya penyintas Covid-19.

Sebagai seorang anak perantau terpapar virus COVID-19 tentunya perjuangan harus dilakukannya bukan hanya sekadar untuk sembuh atau mengikuti ujian dikala sakit, tetapi juga menghadapi perjuangan untuk bertahan hidup tanpa sanak keluarga.

Ada beberapa anak rantau bahkan khawatir diusir dari indekosnya jika ketahuan sedang terpapar virus COVID-19. Anak rantau hanya bisa mengharapkan beberapa teman rantau cukup berbaik hati untuk membelikan bahan makanan dan juga obat digantung di luar pintu untuk berjuang sendiri. Sambil terus berjuang agar ujian daring beroleh nilai maksimal, saat kondisi badan begitu minimal. (Tel)

Baca juga:

Perjuangan Penyintas COVID-19 Menghapus Stigma Buruk Sampai Perundungan

#Kesehatan #Agustus Jagoan Negeri Aing
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan