Perjuangan Penyintas COVID-19 Menghapus Stigma Buruk Sampai Perundungan

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Minggu, 01 Agustus 2021
Perjuangan Penyintas COVID-19 Menghapus Stigma Buruk Sampai Perundungan

Stigma Negatif diberikan masyarakat kepada warga sedang melakukan isolasi mandiri. (Unsplash-Annie Spratt)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

NIA acap beroleh tatapan sinis tetangga. Mereka terlihat berbicara bisik-bisik, sengaja membuang muka, dan terkadang dibarengi jari menunjuk ke arah rumah dengan stiker berwarna merah menempel di pagar bertulis, "Penghuni rumah ini sedang melakukan isolasi mandiri”.

Belakangan, setelah stiker tersebut menempel di pagar, beberapa tetangganya bertingkah cukup janggal. Nia, mula-mula menganggap angin lalu, kemudian mulai merasa risih. Terlebih saat sedang merasa tertekan akibat rasa takut, cemas, akibat divonis terpapar COVID-19.

Baca juga:

JAGOAN NEGERI AING

Di rumahnya, ia dan suaminya beroleh hasil positif COVID-19 sehingga untuk sementara berpisah dari anak-anaknya. Kondisi kesehatannya memang tak mengalami penurunan secara drastis. Namun, beban pikiran sering lebih sulit dilakoninya setiap saat. Apalagi kabar ganasnya COVID-19 varian Delta telah memakan banyak korban jiwa sehingga menambah rasa cemas.

Reaksi negatif beberapa tetangga mungkin didasari rasa takut karena paparan COVID-19 begitu dekat dengan mereka. Perasaan takut terpapar memang, namun bukan berarti bisa terus berprasangka buruk kepada para penyintas atau orang sedang isoman.

penyintas covid-19
Stiker isolasi mandiri. (Foto: Dinas Kesehatan Kota Palembang)

Jika sikap ini terus bersarang di benak masyarakat, justru dapat membuat para pelaku isoman semakin terpuruk, mungkin akan semakin parah saat keadaannya sudah menguncilkan sehingga bantuan tak kunjung datang.

Sejak 28 Juni 2021, Nia dan suami mengalami masa sulit harus berjuang pulih dari paparan COVID-19 dan stigma buruk beberapa tetangga.

Bila ditelusuri, paparan pertama di keluarganya terjadi saat suaminya nan bekerja di bidang otomotif bersentuhan dengan klien berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). Dari situ, paparan virus masuk rumah, lalu berpindah pada Nia.

Baca Juga:

APBD DKI 2020 Alami Defisit, DPRD: Wajar Kondisi COVID-19

Suami-istri tersebut bisa terpapar meski selalu menaati protokol kesehatan secara ketat, dan rajin mencuci tangan. Hasil antigen Nia memang negatif, namun bersikukuh ikut isoman di rumah bersama suaminya.

Jika biasanya, setiap pukul delapan pagi Nia memiliki rutinitas menyapu bagian luar rumahnya. Selama isoman, ia menghindari bagian luar rumah. Memulai aktivitas lebih pagi rela dilakukan Nia untuk menghindari pandangan sinis dari beberapa orang melewati halaman rumahnya.

“Jadi kalau mau keluar rumah di pagar harus buru-buru. Kalau sekiranya ada orang lewat langsung otomatis lari ke dalam rumah,” ucap Nia.

penyintas covid
Pasien Covid-19 Penuhi Tenda Darurat di RSUD Bekasi. (MP/Rizki Fitrianto)

Rasa takutnya ini harus ditimpa dengan terus mendengar kabar duka terhadap orang terdekat, kerabat, maupun teman, dan rasanya hampir setiap hari didengar.

Kabar duka tersiar mulai dari pelantang suara di lingkungan sekitar, maupun lewat beberapa grup percakapan.

Namun Nia bersyukur dirinya hanya mendapatkan perlakuan bisa dibilang lebih ringan jika dibandingkan para penyintas lain. Bahkan, sudah selesai masa isoman, atau telah dinyatakan sembuh pun perlakuan buruk terhadap penyintas masih ditemukan.

Sita Tyasutami, kasus 01 COVID-19 asal Depok, Jawa Barat hingga kini masih terkena perundungan di sosial media. Ia bahkan beroleh pesan singkat, Whatsapp, hingga telepon anonim memaki-makinya sebagai penyebar COVID-19 di Indonesia.

penyintas covid
Pasien COVID-19 menggunakan alat bantu pernafasan saat menjalani perawatan medis di tenda darurat. (MP/Rizki Fitrianto)

Merasa tak seperti dituduhkan, Sita meladeni dengan santai. Meski berkali-kali kata kasar muncul dari lawan bicara. Belum selesai dengan satu nomor anonim, muncul lagi dari nomor tak dikenal lain. "Aku gatau darimana orang-orang dapet nomor aku. Akhirnya aku blokir aja nomornya," ucap Sita kepada merahputih.com.

Sita sempat mengalami masa terpuruk saat banyak orang justru mengalamatkan kekesalan terhadap COVID-19 kepadanya. Ia sempat menutup akun media sosial. Setelah beroleh nasihat dari sang kakak, Sita akhirnya kembali aktif di media sosial khusus sebagai platform media positif kepada para penyintas.

Bagi Sita, hujatan dilayangkan kepadanya masih bisa diterima dengan lapang dada. Namun, lanjutnya, bila sudah menyangkut soal orang tuanya tidak bisa diterima begitu saja.

penyintas covid
Petugas membawa pasien COVID-19 untuk menjalani perawatan medis di tenda darurat. (MP/Rizki Fitrianto)

"Yang bikin aku sakit hati banget, ketika ibu dikatain (cela) segala macem. Mereka bukan hanya ngatain aku pelacur, tapi ngatain ibu aku juga. Siapa sih anak yang enggak sakit hati ibunya digituin. Ya aku marah lah," ujar Sita naik pitam atas ulah perundungan warganet.

Perilaku buruk atau stigma terhadap para penyintas merupakan pukulan kedua bagi para pelaku isoman, penyintas, setelah COVID-19 sendiri. Di sisi lain, Nia tak henti-henti bersyukur saat isoman, orang-orang terdekat tetap memberikan dukungan.

Tak hanya secara tersurat, kerabat terdekat Nia tak henti-hentinya mengirimkan bantuan baik mengirimkan makanan, bahan mentah bisa dimasak, buah-buahan, hingga vitamin. Tak jarang Nia menerima kiriman makanan dari orang tidak menyebutkan namanya. (Cit)

Baca Juga:

Wagub DKI: 9 Juta Lebih Dosis Vaksin Telah Disuntikkan ke Warga

#PPKM Darurat #COVID-19 #Agustus Jagoan Negeri Aing #Kesehatan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Bagikan