Dubes Ukraina Sebut Rusia Sudah Lakukan Propaganda Sejak Puluhan Tahun Lalu


Sejumlah orang menunggu di Bandara Kyiv setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer, di Ukraina timur, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/Umit Bektas/hp.
MerahPutih.com - Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia angkat bicara terkait konflik negaranya dengan Rusia. Konflik berujung penyerangan pasukan Rusia ke wilayah Ukraina.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyatakan, Rusia tidak pernah berhenti mengganggu Ukraina sejak puluhan tahun lalu.
"Sejak saat itu, 30 tahun yang lalu, propaganda Rusia tidak pernah berhenti dalam setiap hari, dalam setiap momen, merusak kemerdekaan Ukraina, merusak hak untuk bebas, hak untuk menentukan tujuan dan masa depan kami sebagai bangsa Ukraina," kata Vasyl dalam jumpa pers virtual, Kamis (24/2).
Baca Juga:
Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rusia
Propaganda di era Uni Soviet, kata Vasyl, diikuti oleh pengikutnya di Rusia hari ini.
Menurut Vasyl, mereka menggunakan metode yang sama.
"Mereka menggunakan metode yang sama, mereka menggunakan instrumen yang sama untuk menyampaikan kebohongan mereka, menyebarkan informasi. Jadi hati-hati," ujar dia.
Vasyl juga menyinggung sejumlah pernyataan pejabat Rusia yang mengaku tak berniat melakukan invasi.
Vasyl mengatakan, pernyataan itu sama sekali berbeda dengan fakta di lapangan.
Selain itu, dia menyinggung klaim Rusia sebagai negara damai dan tidak pernah menyerang siapa pun.
Vasyl membeberkan tujuh konflik Rusia dengan sejumlah negara yang mengakibatkan banyak korban.
"Saya tidak ingin orang Indonesia salah mengerti lewat adanya kebohongan yang masif, informasi salah," ujar Vasyl.
Ia pun memastikan, negaranya akan melawan serangan yang dilakukan Rusia.
"Rusia tidak akan berhenti dan kami akan melawan balik untuk kemenangan kami," tegas Vasyl.
Dia mencatat, serangan pertama Rusia ke Ukraina timur terjadi pada pukul 05.00 waktu setempat.
Rusia, katanya, menembakkan rudal ke Bandara Boryspil dan menyerbu semua penjuru Ukraina.
"Panglima Tertinggi Ukraina memerintahkan pembalasan penuh kepada tentara Rusia," kata dia.
Baca Juga:
Ukraina Minta Bantuan Indonesia soal Invasi Rusia
Ia lantas meminta komunitas internasional untuk mendesak Rusia menghentikan serangan dan kembali ke jalur dialog.
Meski demikian, Ukraina tetap bersedia untuk kembali ke jalur dialog dengan Rusia.
"Kami tetap siap berdialog. Akan tetapi, dialog butuh kesediaan semua pihak. Tidak bisa hanya kami saja yang siap," sambungnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyerukan perang dihentikan.
Jokowi mengatakan, perang bakal membahayakan dunia.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi lewat akun Twitter seperti dilihat, Kamis (24/2).
"Stop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," tulis Jokowi.
Tak dijelaskan lebih lanjut maksud pernyataan Jokowi itu.
Namun seperti diketahui, saat ini perang terjadi setelah Rusia memutuskan menginvasi Ukraina. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
