DPR Ingatkan Pemerintah Tak Sembarangan Buka Kegiatan Belajar di Sekolah

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 27 Mei 2020
DPR Ingatkan Pemerintah Tak Sembarangan Buka Kegiatan Belajar di Sekolah

Ilustrasi pelajar (Antaranews)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Merahputih.com - Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta pemerintah membuat perencanaan jelas soal pembukaan kembali sekolah di tahun ajaran baru 2020-2021.

Tanpa perencanaan matang, pembukaan kegiatan belajar mengajar bisa menjadi blunder ditengah pandemi COVID-19 yang masih jadi ancaman. Pembukaan sekolah di masa pandemik merupakan sebuah pertaruhan besar.

"Apalagi hingga saat ini laju penularan COVID-19 di Tanah Air kian meningkat dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan," kata Huda kepada wartawan, Rabu (27/5).

Baca Juga

Pemprov DKI Beri Denda Tiga Perusahaan Langgar PSBB, Ini Besarannya

Ia mengingatkan, kurva kasus positif COVID-19 di sejumlah daerah malah menunjukkan peningkatan tajam. Sehingga jika dipaksakan membuka sekolah di wilayah-wilayah tersebut, maka potensi penularannya di kalangan peserta kegiatan belajar-mengajar akan sangat besar.

Padahal, menurut Politikus PKB itu, anak-anak usia sekolah sangat rentan tertular COVID-19. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah anak yang positif COVID-19 mencapai 831 anak atau 4% dari jumlah keseluruhan pasien positif. Mereka dalam rentang usia 0-14 tahun.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) anak di Indonesia dengan berbagai penyakit sebanyak 3.400 kasus. Lalu data Ikatan Dokter Indonesia menyebutkan jika 129 anak meninggal dunia dengan status PDP, dan 14 anak meninggal dengan status positif. Fakta ini menunjukkan jika anak-anak usia sekolah juga rentan tertular.

"Sehingga jika sekolah kembali dibuka maka harus dipersiapkan secara matang,” tegasnya.

Karena itulah pihaknya berharap benar ada pertimbangan matang sebelum pemerintah membuka kembali sekolah. Dimana harus ada dasar fakta yang jelas untuk masing-masing sekolah sebelum dibuka. Misalnya, pemerintah harus memastikan bahwa sekolah yang dibuka hanyalah yang berada di zona hijau alias tanpa penularan. Jika berada di zona merah, wacana pembukaan sekolah harus ditolak.

Ilustrasi pelajar. Foto: LOMBOKita

Kedua, harus ada kejelasan protokol kesehatan. Harus ada screening kesehatan guru dan murid, di mana yang mempunyai penyakit kormobid sebaiknya tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar mengajar.

"Semua protocol kesehatan tersebut harus disosialisasikan kepada para orang tua siswa serta dilakukan simulasinya sebelum proses pembukaan sekolah,” ujar Huda.

Lalu, perlu adanya test PCR bagi guru dan siswa sebelum pembukaan sekolah, adanya pengaturan pola duduk di kelas, hingga ketersediaan hand sanitizer serta disinfektan. “Semua protokol Kesehatan tersebut harus disosialisasikan kepada para orang tua siswa serta dilakukan simulasinya sebelum proses pembukaan sekolah,” katanya.

Sementara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan, pembukaan kembali sekolah akan diputuskan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Prinsipnya, keselamatan dan kesehatan anak harus menjadi prioritas utama.

"Skenario persiapan pembukaan sekolah sebaiknya menunggu keputusan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Harus disinkronkan dulu agar tidak overlapping," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad kepada wartawan.

Keputusan pembukaan kembali sekolah akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, bukan diputuskan sepihak oleh Kemdikbud.

Baca Juga

Pemprov DKI Bangun Laboratorium Satelit COVID-19

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim juga mengatakan, keputusan pembukaan kembali sekolah akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, bukan diputuskan sepihak oleh Kemdikbud.

Dia bahkan menyampaikan, keputusan mengenai waktu dan metodenya juga berlandaskan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

"Keputusan kapan, dengan format apa, dan (metode) seperti apa, karena ini melibatkan faktor kesehatan, bukan hanya pendidikan, semuanya itu masih di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19," kata Nadiem. (Knu)

#Sekolah #Anak Sekolah #Hari Pertama Sekolah #COVID-19
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025
Satuan pendidikan yang berada dekat dengan lokasi unjuk rasa atau terkendala akses atau adanya permohonan dari orang tua/wali murid, diperkenankan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025
Indonesia
Ikut Demo karena Ajakan di Media Sosial, Ratusan Pelajar dari Luar Jakarta Dihentikan Polisi saat Menuju Gedung MPR/DPR
Sampai pukul 08.30 WIB, telah ditahan pelajar yang akan menuju Gedung DPR sebanyak 120 siswa.
Dwi Astarini - Kamis, 28 Agustus 2025
Ikut Demo karena Ajakan di Media Sosial, Ratusan Pelajar dari Luar Jakarta Dihentikan Polisi saat Menuju Gedung MPR/DPR
Indonesia
Strategi Disdik DKI Cegah Siswa Ikut Demo, Pemberlakuan Belajar Jarak Jauh hingga Pengawasan Khusus pada Sekolah Rawan
Disdik DKI mengadakan rapat koordinasi dengan kepala sekolah dan Organisasi Perangkat Daerah
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Strategi Disdik DKI Cegah Siswa Ikut Demo, Pemberlakuan Belajar Jarak Jauh hingga Pengawasan Khusus pada Sekolah Rawan
Indonesia
Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi
Pemerintah menargetkan 12 Sekolah Garuda rampung pada 2026. Kemudian, empat sekolah sudah siap beroperasi.
Soffi Amira - Rabu, 27 Agustus 2025
Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi
Indonesia
Pelajar Indonesia Kesulitan Membaca Jam Analog, Kemampuan Numerasi Siswa Rendah
Selain peresmian Taman Numerasi, pihaknya juga telah menyusun sederet kegiatan sebagai bagian dari Gerakan Numerasi Nasional, mulai dari penayangan beberapa siniar tematik, seperti Jumat Numerasi dan Siniar Bincang Numerasi,
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Pelajar Indonesia Kesulitan Membaca Jam Analog, Kemampuan Numerasi Siswa Rendah
Indonesia
Fenomena Gunung Es, masih Banyak Anak di Jakarta yang Putus Sekolah
Kondisi ini cukup miris sebab di Jakarta yang notabene kota metropolitan masih ada anak yang tidak mengeyam pendidikan.
Dwi Astarini - Kamis, 14 Agustus 2025
Fenomena Gunung Es, masih Banyak Anak di Jakarta yang Putus Sekolah
Indonesia
Negara Salurkan Rp 354,09 Buat Kebutuhan Hidup Anak Yatim Piatu, Diberikan ke Anak di Bawah 18 Tahun
Dengan adanya bantuan sosial Atensi Yapi, diharapkan anak-anak dapat mencapai keberfungsian sosial individu, memenuhi kebutuhan dan hak dasar
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 13 Agustus 2025
Negara Salurkan Rp 354,09 Buat Kebutuhan Hidup Anak Yatim Piatu, Diberikan ke Anak di Bawah 18 Tahun
Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Belasan Ribu Siswa Sekolah Rakyat Bakal Dapat Laptop Baru, Mensos Beri Jaminan Penting
Mengenai spesifikasi laptop, ia menyerahkan sepenuhnya kepada panitia pengadaan, namun memastikan bahwa spesifikasi yang dipilih akan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran digital siswa
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 Agustus 2025
Belasan Ribu Siswa Sekolah Rakyat Bakal Dapat Laptop Baru, Mensos Beri Jaminan Penting
Indonesia
Banyak Siswa Takut Cek Kesehatan Gratis, Dokter Spesialis Anak Sebut Peran Guru Diperlukan
Hal itu mengingat rata-rata pelajar mau mendengarkan omongan guru.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Banyak Siswa Takut Cek Kesehatan Gratis, Dokter Spesialis Anak Sebut Peran Guru Diperlukan
Bagikan