Mendikdasmen Pastikan Guru Tetap Jadi Pusat Pembelajaran, Smartboard Hanya Alat Bantu
Smartboard untuk pembelajaran di kelas. (Dok Istimewa0
MerahPutih.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menjelaskan alasan besar di balik peluncuran smartboard oleh Presiden Prabowo Subianto di SMPN 4 Bekasi, Senin (17/11).
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyatakan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari transformasi pendidikan nasional yang menjadi prioritas dalam pemerintahan saat ini.
Dengan smartboard, proses belajar mengajar menjadi lebih interaktif dan menarik bagi siswa, serta memberi ruang bagi guru untuk mengeksplorasi metode pengajaran inovatif yang lebih modern.
“Ini bukan soal mengusung gadget di kelas, melainkan menata ulang cara belajar tatap muka agar lebih relevan dengan era digital,” kata Abdul di SMPN 4 Bekasi, Selasa (17/11).
Mendikdasmen juga menjelaskan bahwa program smartboard adalah bagian dari program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yang mencakup revitalisasi sekolah, pelatihan guru, dan digitalisasi kelas.
Program ini dirancang agar sekolah tidak hanya mendapatkan perangkat, tetapi juga dukungan agar perangkat tersebut betul-betul dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Baca juga:
Siswa SMAN 72 Mulai Sekolah Hybrid Setelah Belajar Daring Akibat Aksi Peledakan
Mu’ti menyebut bahwa anggaran PHTC untuk digitalisasi pendidikan dialokasikan cukup besar, dengan fokus memberikan 15.000 satuan pendidikan fasilitas “kelas cerdas.”
“Smartboard menjadi salah satu komponen utama, dengan dukungan pelatihan guru agar penggunaan teknologi ini bisa berjalan maksimal dan berkelanjutan,” kata dia.
Abdul mengakui tantangan besar di lapangan. Beberapa sekolah yang akan menerima Interactive Flat Panel (IFP) belum memiliki koneksi internet yang stabil atau bahkan pasokan listrik yang cukup.
Untuk itu, pemerintah menyiapkan dukungan agar sekolah-sekolah tersebut bisa menjalankan program digital tanpa hambatan teknis.
Mu’ti juga menyebut bahwa distribusi smartboard akan terus diperluas. Ia menargetkan setiap sekolah akan mendapatkan beberapa unit IFP dalam beberapa tahun mendatang.
Menurutnya, semakin banyak smartboard di kelas, semakin besar potensi belajar interaktif bisa menyebar ke seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil.
Tak kalah penting, Mendikdasmen menegaskan bahwa smartboard bukan pengganti guru, melainkan alat bantu pengajaran.
“Guru tetap menjadi pusat pembelajaran, sementara smartboard bisa mendukung penyajian materi visual, video, dan kuis interaktif yang membuat kelas lebih hidup dan menyenangkan,” jelas Abdul. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Mendikdasmen Pastikan Guru Tetap Jadi Pusat Pembelajaran, Smartboard Hanya Alat Bantu
Kisah Persaudaraan Raja Abdullah II dan Prabowo Terungkap di Istana Negara
KDM Terbitkan SE Larangan Hukuman Fisik di Sekolah, Semua Jenjang Wajib Patuh
Hak Pensiun 2 Guru Dapat Rehabilitasi Presiden Prabowo Bakal Dipulihkan, Operator Dapodik Dipanggil Menteri
Merasa Jadi Korban selama Bertahun-tahun, 2 Guru dari Luwu Utara Terharu Usai Dapat Surat Rehabilitasi dari Prabowo
Prabowo Beri Hak Rehabilitasi bagi 2 Guru Luwu Utara, Mensesneg: Guru Harus Dilindungi, Bukan Dihukum
Indonesia - Australia Sepakati Penguatan Kerja Sama Pertahanan, Prabowo: Tetangga yang Baik Itu Penting
Prabowo Bertemu PM Australia Anthony Albanese di Sydney, Bahas Penguatan Kerja Sama Strategis
Mendikdasmen Abdul Mu’ti: Ledakan di SMAN 72 Jadi Momentum Perkuat Sekolah Aman dan Bebas Kekerasan
Berkaca dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta, Pramono: Bullying Tidak Boleh Terulang Kembali