Kesehatan

Disinfektan Bisa Berbahaya untuk Kesehatan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 17 Mei 2023
Disinfektan Bisa Berbahaya untuk Kesehatan

Penggunaan disinfektan ternyata berbahaya. (Foto: freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TINDAKAN preventif agar tidak terpapar COVID-19 harus lebih diperhatikan. Disinfektan, yang mampu membunuh virus Corona nyatanya juga bisa membahayakan tubuh kamu.

Mengutip Medical News Today, disinfektan yang digunakan selama pandemi COVID-19 terutama yang mengandung senyawa amonium kuaterner (QACs) berbahaya bagi kesehatan. Senyawa ini dapat ditemukan pada pembersih lantai.

Baca Juga:

3 Fakta Tisu Disinfektan yang Perlu Kamu Ketahui

Beberapa penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa penggunaan disinfektan mengandung QAC ini dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi kulit dan paru-paru manusia, demikian menurut penjelasan Dr. Erica Marie Hartmann dari Universitas Northwestern.

Terdapat senyawa QAC yang sering digunakan untuk membersihkan lantai pada disinfektan. (Foto: freepik/master1305)

Selain itu, terdapat juga penelitian pada hewan yang menunjukkan bahwa QAC dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan infertilitas pria serta perempuan.

QAC termasuk ke dalam senyawa seperti benzalkonium klorida, dimetil benzil amonium klorida, dan benzethonium klorida. Senyawa ini ditemukan di banyak produk pembersih lantai. Penggunaan berlebihan disinfektan dengan QAC juga dapat menyebabkan patogen menjadi lebih tahan terhadap antibakteri dan antimikroba, yang berkontribusi pada krisis resistensi antibiotik.

Baca Juga:

Cara Melindungi Anakmu dari Virus Corona

Terdapat kekeliruan yang kerap didengar tentang penggunaan disinfektan sebagai produk yang efektif, padahal kenyataannya disinfektan yang mengandung QAC tidak lebih efektif membunuh SARS-CoV-2 daripada sabun dan air.

Para ahli menyatakan bahwa sabun dan air sudah cukup efektif untuk membunuh virus SARS-CoV-2, sehingga penggunaan disinfektan QAC sebenarnya tidak diperlukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa COVID-19 bukan lagi darurat kesehatan masyarakat global, tetapi tetap sebagai pandemi dengan risiko penularan yang lebih rendah.

Cukup mengenakan masker dan sering mencuci tangan agar terlindung dari COVID-19. (Foto: freepik/freepik)

Meskipun menjaga kebersihan permukaan dengan disinfektan tampaknya merupakan tindakan yang baik, perlu diingat bahwa penyebaran utama COVID-19 adalah melalui partikel di udara yang artinya lebih penting mengenakan masker dibandingkan penggunaan disinfektan.

Jika kamu mau terjaga dari COVID-19 hal yang perlu kamu lakukan pertama tentunya mengenakan masker. Lalu biasakan sering mencuci tangan dengan sabun, apalagi setelah bepergian dari luar. Kemudian, langsung mandi atau ganti baju dengan pakaian yang bersih setelah bepergian.

Terakhir, yang paling efektif adalah dengan vaksin. Namun, tidak semua orang memenuhi standar boleh divaksin. Untuk itu, yang terpenting adalah menerapkan langkah-langkah di atas. Sangat mudah dilakukan dan sudah terjamin keamanannya. (kmp)

Baca Juga:

Bilik Disinfektan Tak Efektif Perangi Virus Corona

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan