Darurat, Asap Kebakaran Hutan di Wilayah Calon Ibu Kota Negara Sudah Sampai Malaysia


Kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Selatan (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Kebakaran hutan yang melanda wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) telah menimbulkan kualitas udara di daerah tersebut masuk dalam kategori sedang. Berdasarkan pemantauan citra satelit, masih terdeteksi sejumlah titik panas yang mengindikasikan masih adanya kebakaran lahan dan hutan.
Berdasarkan catatan kepolisian, titik api di wilayah Kalteng terdapat peningkatan titik api dari 69 menjadi 82 hotspot atau titik api pada Senin (12/8) dan kini mulai bertambah lagi. Padahal Kalteng digadang-gadangkan bakal menjadi ibu kota negara.
Baca Juga: Jadi Lokasi Ibu Kota Baru, Jumlah Kebakaran Hutan di Kalimantan Kian Meningkat
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, pihaknya mencatat titik panas terdeteksi di Kalimantan Tengah sebanyak 144 titik.
Sementara itu, titik panas di Kalimantan Barat (Kalbar) terpantau 104 titik namun kualitas udara masih dalam kategori baik.

"Di wilayah Sumatera, asap juga terdeteksi di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) meskipun tidak terdeteksi titik panas atau pun titik api," kata Agus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (13/8).
Agus melanjutkan, asap teridentifikasi di wilayah Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia.
Berdasarkan data BMKG, pantauan citra satelit Himawari menunjukkan arah angin di Sumatera dan Kalimatan pada umumnya dari tenggara ke barat laut dan timur.
"Arah sebaran asap di Riau, Sumsel dan Kalteng menyebar ke arah barat laut, sedangkan Kalbar menyebar ke arah barat laut - timur," terang Agus.
Agus menjelaskan, untuk menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih besar, BNPB menambah kekuatan udara.
Baca Juga: Ini Lahan Akibat Kebakaran Hutan di Kalimantan
Sebelumnya 34 unit pesawat jenis helikopter beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia.
Total helikopter yang mendukung operasi pemadaman berjumlah 36 dengan rincian 28 unit untuk water-bombing dan 8 lain patroli.
Sedangkan pemadaman darat, total personel gabungan yang terlibat dan tersebar di sejumlah wilayah 9.072 orang. BMKG memprediksikan kemarau masih akan berlangsung hingga bulan Oktober.
"Kondisi ini mendorong sinergi multipihak untuk melakukan penanganan karhutla yang lebih optimal," terang Agus.
Berdasarkan pantauan modis-catalog.lapan.go.id pada Selasa (13/8), pukul 16.00 WIB, titik panas dengan tingkat kepercayaan 30% terpantau sejumlah 416 titik di seluruh wilayah Indonesia.(Knu)
Baca Juga: Asap Kebakaran Lahan dan Hutan Mulai Cemari Udara di Pekanbaru
Bagikan
Berita Terkait
254 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa Poso, Tersebar di 19 Desa

Tidak Ada Korban Jiwa, BNPB Minta Warga Tetap Waspada Efek Gempa Susulan di Bekasi

Korban Gempa Poso Dijanjikan Bantuan Rumah Rusak Rp 15-30 Juta, Plus Bansos Tunai Rp 600 Ribu 3 Bulan

Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara

Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius

Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

Bongkar Rahasia di Balik Penurunan Drastis Karhutla Indonesia, Dari Jutaan Hektare Menjadi Ratusan Ribu Saja

Kemenhut Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tahap ke-3 Kendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau

Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi
