Bukan Cuma Kemenhut, Bencana Sumatra Dinilai Jadi 'Kesalahan Besar' Kementerian Lain
Evakuasi bencana di Sumatra. Foto: Dok. BNPB
MerahPutih.com - Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, kini tengah menjadi sasaran usai bencana alam yang terjadi di wilayah Sumatra.
Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Melky Nahar menilai, bencana di Sumatra tidak bisa hanya dibebankan pada satu kementerian.
Ia menilai, persoalan tata kelola ruang di Sumatra melibatkan banyak instansi, sehingga tanggung jawabnya bersifat kolektif.
“Ada unsur pembiaran, tetapi tidak serta-merta hanya ditimpakan kepada Menteri Kehutanan saja,” ujar Melky kepada wartawan dikutip Senin (8/12).
Baca juga:
Menurutnya, ada beberapa kementerian lain yang memiliki kewenangan strategis turut bertanggung jawab, mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, dan Kementerian ATR/BPN.
Lalu, Presiden RI, Prabowo Subianto, juga menjadi pemegang kendali kebijakan nasional.
Melky menyoroti, bahwa persoalan tata ruang di Sumatra tidak hanya menyangkut pengelolaan hutan, tetapi juga perizinan pertambangan, pemetaan ruang, serta pengawasan aktivitas industri ekstraktif yang saling bersinggungan.
“Kalau bicara tata ruang, ATR/BPN punya peran vital, bagaimana mereka memanfaatkan atau memetakan ruang,” tegasnya.
Baca juga:
DPR Sentil Kemenhut Soal Loyonya Penegakan Hukum Kehutanan, Taubat Ekologi Bisa Jadi Solusi
Ia menyebut situasi ini menunjukkan kecenderungan antar kementerian untuk saling melempar tanggung jawab.
“Ironisnya, kritik dari DPR pun dinilai tidak menyeluruh dan hanya diarahkan kepada kementerian tertentu,” tutur dia.
Melky juga menegaskan, bahwa penanganan bencana dan mitigasi di masa depan hanya mungkin berhasil jika pemerintah menata ulang koordinasi lintas kementerian.
“Termasuk menindak tegas semua pihak yang memiliki kewenangan tetapi abai terhadap kerusakan ekologis yang terjadi di Sumatra,” tutup Melky.
Baca juga:
Presiden Prabowo Tegaskan Indonesia Mampu Atasi Bencana di Sumatra
Sekadar informasi, berdasarkan data BNPB per Minggu (7/12), sebanyak 921 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Sementara itu, sebanyak 392 orang dilaporkan masih hilang kontak dan 975.079 orang mengungsi.
Sedangkan Sumatra Utara, korban meninggal 329 orang dan hilang 82 orang. Lalu, 226 orang meninggal dunia dan 213 orang hilang di Sumatra Barat.
Kemudia, 336 orang meninggal dunia, 97 orang hilang, dan 914.202 orang mengungsi di Aceh. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Bukan Cuma Kemenhut, Bencana Sumatra Dinilai Jadi 'Kesalahan Besar' Kementerian Lain
Kabupaten Agam dan Pesisir Selatan Sumbar Belum Dialiri Listrik, Kapolda: Akses Jalan Terputus dan Potensi Bencana Susulan
Pemulihan Infrastruktur Aceh, Prabowo Cek Langsung Pemasangan Jembatan Bailey
Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Aceh, Bongkar Taktik Penanganan Banjir Terkini
Prabowo Kembali Landing di Tanah Rencong, Pastikan Bantuan Logistik Tepat Sasaran
Polda Riau Kirim Cool Storage Premium Demi Lancarnya Proses DVI di Lubuk Pasung
Ditemukan 47 Jenazah Baru, Data Teranyar Korban Tewas Bencana Aceh-Sumatera 914 Orang
Tim Trauma Healing Turun ke Lokasi Bencana, Beri Dukungan Psikososial bagi Korban Banjir dan Longsor di Langsa
100 Musisi Bersatu Gelar Konser Amal Heal Sumatra untuk Korban Bencana Aceh, Sumbar, dan Sumut
Sungai di Agam Sumbar Meluap Lagi, Jembatan Darurat Buatan TNI-Polri Hanyut