Chatib Basri Resmi Jadi Penasihat Proyek Blockchain for Social Impact Pertama di Indonesia

(kiri-kanan) Tom Malik(COO), Regi Wahyu(CEO), Chatib Basri (Advisor), Farina Situmorang(CMO), Alex Jatra (CFO) dan Imron Zuhri(CTO) (ist)
Merahputih.com - Sebagai negara agraris, produktivitas padi dari petani Indonesia masih rendah dengan presentase 14,5 persen. Angka itu, lebih rendah dibanding Vietnam. Akibatnya, sehingga menjadikan biaya produksi termahal se-Asia menurut data dari International Rice Research Institute (IRRI).
Beragam tantangan ini antara lain bersumber dari adanya ketidakmerataan data dan ketidakseragaman informasi terkait dengan kapasitas, pasar dan pembiayaan bagi seluruh pemain di sektor pertanian. Dalam hal ini berkembangnya teknologi Blockchain dapat menjadi solusi bagi tantangan riil yang dihadapi Indonesia dalam sektor ini.
Dengan menggunakan blockchain sebagai teknologi dibalik pertukaran data terdesentralisasi pada sektor pangan dan pertanian, HARA membantu mengatasi masalah ketersediaan informasi asimetris, yang menghambat bisnis dalam rantai pasokan menjadi lebih efisien dan efektif. HARA sendiri merupakan proyek blockchain pertama untuk menciptakan dampak sosial yang positif di Indonesia.
Sebagai salah satu ekonom terpandang di Indonesia, Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri melihat peran krusial teknologi blockchain dalam meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.

“Pengembangan blockchain dan teknologi digital tidak diragukan lagi akan membantu mendorong perekonomian Indonesia melalui penyederhanaan birokrasi, memotong biaya transaksi, dan membuat proses transaksi menjadi lebih cepat. Dalam hal ini HARA blockchain akan membantu petani di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas mereka, memotong biaya transaksi dan meningkatkan pendapatan mereka. Saya merasa terhormat untuk menjadi bagian dari petualangan ini sebagai penasihat untuk HARA,” ujar Chatib Basri yang hari ini resmi bergabung sebagai Board of Advisor HARA dalam keterangan tertulisnya, senin (30/7).
HARA percaya bahwa penggunaan teknologi blockchain dapat merevolusi sektor pertanian melalui ketersediaan data dan pemerataan informasi dan karenanya mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian baik pemerintah, instansi keuangan, dan organisasi non-profit untuk bergabung dalam ekosistem HARA yang berkelanjutan.
“Kami merasa sangat terhormat dapat dibimbing secara langsung oleh bapak Dr. Basri dalam usaha menciptakan terobosan terbaru melalui teknologi blockchain yang akan memberikan dampak positif bagi sektor pertanian di Indonesia dan mendukung Indonesia mencapai visinya sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045,” ujar CEO HARA, Regi Wahyu.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Komisi VI DPR Minta Kementan Tingkatkan Pengawasan Bantuan Alat Pertanian

Indonesia Sediakan 20 Hektar Lahan Pertanian Buat Dikelola Bersama Dengan Palestina

Dari Lumbung Padi ke Teknologi Greenhouse: RI-Belanda Resmikan Era Baru Pertanian Berkelanjutan

Prabowo Ajak Singapura Lebih Banyak Investasi di Sektor Kesehatan dan Pertanian Modern

TNI Mau Rekrut 24 Ribu Tamtama untuk Pertanian, DPR: Harusnya Diserahkan ke Kementan

Indonesia Ingin Uni Emirat Arab Jadi Pintu Masuk Produk Pertanian ke Pasar Global

Wamentan Sebut Balai Pertanian di Karawang Markas Satria Baja Hitam

RI Punya 64 Balai Rahasia, Wamentan: Kita Bisa Kuasai Pangan dan Energi Dunia

Pujian Pada Babinsa dan Penyuluh Berhasil Bikin Serapan Gabah Naik 2.000 Persen, Ada Penghina Langsung Dicari

Di Depan Prabowo, PM Fiji Kenang Bantuan Indonesia saat Negaranya Alami Kesulitan
