Cerita Yohana Yembise saat Pertama Kali Ditunjuk Jokowi Jadi Menteri
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise. (Foto: Antara/Ali Khumaini)
MerahPutih.com - Yohana Susana Yembise mengaku sempat mengalami syok saat awal-awal dipilih dan menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Waktu itu, Yohana merasa itu bukan bidang yang selama ini dia kuasai.
"Saya adalah pengajar, dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih. Ternyata saya dipilih menjadi menteri pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak. Sempat syok juga," kata Yohana dalam unjuk bincang peluncuran buku "Dunia Yohana, Inspirasi dari Ufuk Timur" di Balairung Susilo Sudarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (18/10), dikutip Antara.
Baca Juga:
Komnas HAM Minta Hukuman Kebiri Dihapus, Begini Tanggapan Menteri Yohana
Hal lain yang membuat dia syok adalah anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang saat itu relatif kecil, yaitu Rp219 miliar saja. Anggaran tersebut jauh bila dibandingkan kementerian lain dan menurutnya sangat kecil bila dibandingkan tuntutan kinerja dari Presiden Joko Widodo.
"Saya berpikir, apa yang bisa dilakukan dengan anggaran sekecil itu. Padahal Presiden Jokowi meminta untuk kerja, kerja, dan kerja," tuturnya.
Sebagai guru besar, Yohana terbiasa belajar dan melihat sesuatu secara ilmiah. Karena itu, dia mengaku lama kelamaan merasa cinta dengan kementerian yang dia pimpin.
Akhirnya, enam bulan sejak menjadi menteri, dalam sebuah sidang kabinet, Yohana menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa pembangunan sumber daya manusia melalui pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak tidak kalah penting dengan pembangunan infrastruktur dan ekonomi.
Baca Juga:
Menteri Yohana Berharap RUU PKS Segera Disahkan Jadi Undang-Undang
"Saya meminta agar anggaran ditambah agar bisa melakukan pelayanan turun ke lapangan. Ternyata, dua hari kemudian saya dipanggil dan ditanya mau minta anggaran berapa. Terus terang saya bingung karena belum sempat berbicara dengan kawan-kawan di Kementerian," katanya.
Secara spontan, Yohana meminta anggaran Rp5 triliun kepada Presiden, meskipun di dalam benaknya Rp1 triliun saja sudah merupakan kemajuan yang sangat baik.
"Akhirnya memang disepakati Rp1 triliun, meskipun dipotong menjadi Rp716 miliar. Itu sudah tiga kali lipat daripada anggaran sebelumnya," jelasnya. (*)
Baca Juga:
Menteri Yohana: Noken Simbol Cinta kasih Mama Papua Kepada Anaknya
Bagikan
Berita Terkait
Guru Besar UIN Mataram Ungkap Masalah Serius di Kabinet Merah Putih, Berawal dari Kontroversi Bendera One Piece
Golkar Tak Masalah Jika PDIP Gabung atau Tetap di Luar Pemerintahan Prabowo
Gelar Sidang Kabinet Perdana, Prabowo Ingin Hilangkan Kepentingan Individu
Kemenkeu Langsung ke Presiden, Tak Lagi Koordinasi Dengan Kemenko
DPR Umumkan Mitra Kerja 13 Komisi, ini Susunannya
Wamenkeu Thomas: Sri Mulyani Tak Ditawari Masuk Kabinet saat Bertemu Prabowo
Sidang Kabinet Paripurna Pekan Ini Kembali Digelar di IKN
Pentingnya Kantor Komunikasi Kepresidenan Menurut Mantan Jubir Jokowi
Gibran Tegaskan Prabowo yang Tentukan Menteri, Bukan Jokowi
Viral Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran, TKN: itu Hoaks