Cegah Orang Lain Bunuh Diri
Cegah tindakan bunuh diri. (Foto: unsplash/Kristina Tripkovic))
TIDAK semua orang yang melakukan tindakan bunuh diri mempunyai ciri-ciri khusus. Karena itu, masyarakat diharapkan peka dengan keadaan sekitar agar bisa melakukan pencegahan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si. Psikolog lulusan fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada itu mengatakan sangat penting mengamati sikap dan perilaku seseorang yang tengah depresi atau masalah kesehatan jiwa lain.
Baca Juga:
Anak Murung tak Melulu Jadi Pertanda Depresi
Kendati tak memiliki tanda khusus, Gamayanti menuturkan biasanya ada beberapa kata-kata maupun pesan yang disampaikan secara tersirat.
"Bisa dari kata-katanya, pesan-pesannya, mungkin untuk sebagian orang bisa terlihat dari penampilan yang tidak bersemangat. Tapi tidak selalu seperti itu, namun dari sikap dan perilaku, keluhan-keluhannya perlu kita perhatikan," Jelas Gamayanti, seperti yang dikutip dari laman Antara.
Lebih lanjut Gamayanti menjelaskan bahwa ketika seseorang menunjukan sikap adanya keinginan untuk bunuh diri, maka harus direspon dengan serius. Bantuan dari orang terdekat bisa berguna untuk pencegahan.
"Ada tanda-tanda memang, tapi tidak berarti orang itu pasti mau bunuh diri. Tapi perlu bahkan harus direspon dengan serius, sekecil apapun tanda itu perlu dan harus direspon dengan serius," jelasnya.
Kemudian, Gamayanti menuturkan kebanyakan orang yang melakukan bunuh diri ada beberapa faktor. Yakni selalu merasa kesepian, tidak berguna, lelah dengan kehidupan, putus asa, tidak ada yang mendukung atau peduli, merasa dijauhi, serta tertekan.
Baca Juga:
Karena itu, seseorang yang mengalami gangguan psikologis membutuhkan teman untuk diajak bicara untuk mendengarkan tanpa menghakimi dan menenangkan.
Perihal cara mencegahnya, Gamayanti menyampaikan yakni mengajak orang tersebut berbicara, mendengarkannya, ditenangkan, dan perlahan diajak untuk mengurai masalahnya.
Sementara itu, Gamayanti juga menyebutkan seseorang yang berisiko melakukan tindakan bunuh diri merupakan individu yang mengalami masalah psikologis berat atau gangguan jiwa.
Hal itu lantaran adanya predisposisi kerentanan, mempunyai masalah hubungan awal yang tak harmonis, pernah mengalami kekerasan atau perundungan, trauma, diskriminasi, tekanan hidup berat, ada anggota keluarga yang bunuh diri, minimnya dukungan sosial, dan mudah mendapatkan alat bunuh diri. (ryn)
*Depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Baca Juga:
Sering Dicela di Usia Muda Bisa Menyebabkan Depresi, Ini Cara Mengatasinya
Bagikan
Berita Terkait
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya