Cara Sederhana untuk Bahagia lewat Kebiasaan Baik

Febrian AdiFebrian Adi - Kamis, 11 Mei 2023
Cara Sederhana untuk Bahagia lewat Kebiasaan Baik

Penelitian menunjukkan bahwa melakukan tindakan kebaikan juga dapat membantu meningkatkan dopamin. (Foto: Unsplash/Lidya)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MEMANG manusia memiliki kadar kebahagiaan masing-masing. Namun satu yang pasti, bahwa menjalani kehidupan lebih bahagia sesungguhnya mudah dijangkau. Beberapa penyesuaian pada kebiasaan rutin seperti tidur lebih banyak dan berolahraga menjadi salah satu cara mencapai kebahagiaan.

Seperti dikutip dari Healthline pada Rabu (10/5), kebiasaan adalah hal penting. Kebiasaan baik harus tertanam kuat, hal ini untuk mempermudah menjadikan kebiasaan positif menjadi bagian dari rutinitas itu sendiri.

Baca juga:

Kamu juga Bisa jadi Seperti Orang yang Terlahir Bahagia

Cara simpel untuk bahagia. (Foto: Unsplash/Jacqueline)

Berikut ini merupakan kebiasaan harian yang akan mengantarkan seseoran pada pencapaian rasa bahagia sehingga bisa mempermudah dalam menjalani kehidupan:

1. Senyum

Seseorang cenderung tersenyum ketika merasa bahagia. Tapi, itu sebenarnya bisa berlangsung dua arah. Kita tersenyum karena kita bahagia, dan tersenyum membuat otak melepaskan dopamin, yang membuat kita lebih bahagia.

Para peneliti telah menemukan bahwa hubungan antara senyuman dan kebahagiaan dapat dikaitkan dengan “hipotesis umpan balik wajah”, di mana ekspresi wajah mungkin memiliki pengaruh sederhana pada emosi.

2. Tidur yang cukup

Kebanyakan orang dewasa membutuhkan setidaknya 7 jam tidur setiap malam. Kehidupan modern mungkin mengarahkan kita kurang tidur, namun, tidur yang cukup itu penting untuk kesehatan yang baik, fungsi otak, dan kesejahteraan emosional.

Tidur yang cukup juga mengurangi risiko tubuh mengembangkan penyakit kronis tertentu, seperti penyakit jantung, depresi, dan diabetes.

Baca juga:

Anak Tetap Bahagia dan Sehat Setelah Perceraian

Salah satunya adalah dengan tersenyum. (Foto: Unsplash/Madison)

3. Berlatih bersyukur

Bersyukur saja dapat memberikan dorongan besar pada suasana hati, di antara manfaat lainnya. Sebuah studi menemukan bahwa mempraktikkan rasa syukur dapat berdampak signifikan pada perasaan harapan dan kebahagiaan.

Seseorang dapat mencoba memulai setiap hari dengan mengakui satu hal yang disyukuri. Dengan sedikit latihan, seseorang mungkin menjadi lebih sadar akan semua hal positif di sekitar kita.

4. Berikan pujian

Penelitian menunjukkan bahwa melakukan tindakan kebaikan juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. Memberikan pujian yang tulus adalah cara yang cepat dan mudah untuk mencerahkan hari seseorang sekaligus meningkatkan kebahagiaan diri sendiri.

Tatap mata orang tersebut dan ucapkan dengan senyuman agar mereka tahu bahwa kamu bersungguh-sungguh. Anda mungkin terkejut dengan betapa baiknya perasaanmu. (far)

Baca juga:

Cara Pasangan Bahagia Menyelesaikan Masalah

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Bagikan