Kamu juga Bisa jadi Seperti Orang yang Terlahir Bahagia


Ada beberapa orang yang beruntung karena dilahirkan dengan pandangan hidup yang lebih cerah. (freepik/pvproductions)
ADAKAH temanmu yang selalu tersenyum, bersemangat, dan sangat positif memandang hidup? Mungkin dia merupakan satu dari sedikit orang yang terlahir bahagia.
Ada beberapa orang yang beruntung karena dilahirkan dengan pandangan hidup yang lebih cerah daripada yang lain. Mereka hanya melihat keindahan dan kesempatan, semetara orang lain harus mati-matian mengtasi kekurangan dan menghadapi bahaya.
Berita baiknya, meskipun kamu tidak dilahirkan bahagia, masih ada kemungkinan untuk mengubah cara pandang hidup menjadi lebih positif, setidaknya sampai titik tertentu.
Caranya dengan belajar untuk secara internal menantang pikiran ketakutan dan asumsi negatif, seperti: "Dia pikir aku bodoh"; "Aku akan dipecat"; "Aku tidak akan pernah menjadi ibu yang baik".
Bahkan, kamu dapat menghilangkan pikiran-pikiran itu sama sekali dan hidup lebih bahagia. Terlibat dalam dialog internal yang positif sebenarnya adalah tanda dari kesehatan mental.
Baca Juga:

Mendapatkan yang diinginkan
Walaupun kamu terlahir bahagia, belum tentu bertahan selamanya. Karena, mendapatkan apa yang kamu inginkan tidak membawa kebahagiaan abadi.
Kamu pikir kebahagiaan akan datang jika menang lotre, atau akan hilang selamanya jika rumah hancur terkena banjir. Tidak semudah itu, karena manusia sangat mudah beradaptasi. Setelah periode penyesuaian yang bervariasi, kita dapat bangkit kembali ke tingkat kebahagiaan sebelumnya, apa pun yang terjadi.
Namun, ada beberapa pengecualian yang terbukti secara ilmiah, terutama menderita kehilangan pekerjaan yang tidak terduga atau kehilangan pasangan. Kedua peristiwa tersebut cenderung menjatuhkan orang secara permanen.
Kemampuan beradaptasi kita pun bekerja dalam dua arah, karena kita sangat mudah beradaptasi, kata profesor psikologi Sonja Lyubomirsky di University of California, Riverside, AS.
Baca Juga:

Dia menambahkan, manusia dengan cepat terbiasa dengan banyak pencapaian yang diperjuangkan dalam hidup, seperti mendapatkan pekerjaan besar atau menikah. Segera setelah kamu mencapai tonggak sejarah, kamu mulai merasa ada sesuatu yang hilang.
Kamu mulai mengingini milik duniawi lain atau mengincar kemajuan sosial, tetapi pendekatan seperti itu membuat kamu terikat pada "treadmill hedonis", di mana kebahagiaan selalu berada di luar jangkauan.
Adalah mungkin untuk keluar dari treadmill sepenuhnya, kata Lyubomirsky, dengan fokus pada aktivitas yang dinamis, mengejutkan, dan menyerap perhatian, dan dengan demikian cenderung tidak membuat kamu bosan. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
