Butir-Butir Kesepakatan Gencatan Senjata: Dari Pertukaran Sandera hingga Dibuka Akses ke Gaza


Aktivis Greenpeace Indonesia menggelar aksi damai solidaritas untuk warga Palestina di Jakarta, Jumat (3/11/2023). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/Spt.)
MerahPutih.com - Israel dan Hamas, kelompok perlawanan Palestina mencapai kesepakatan gencatan senjata di wilayah kantong (enklave) Gaza. Perjanjian ini ditengahi Qatar.
Dikutip Antara, media Israel membeberkan rincian perjanjian gencatan senjata untuk pembebasan sandera antara Israel dan kelompok perlawanan Hamas yang disepakati Selasa (22/11) hari ini.
Kesepakatan tersebut diperkirakan mulai berlaku Kamis atau Jumat pekan ini.
Baca Juga:
Menlu Retno Desak Gencatan Senjata di Gaza Segera Diwujudkan
Berdasarkan perjanjian, 50 warga Israel yang ditahan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Kesepakatan itu juga meliputi jeda pertempuran selama empat hari dan masuknya 300 truk berisi bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, ke Jalur Gaza.
Perjanjian tersebut juga memungkinkan gencatan senjata diperpanjang dan kemungkinan pembebasan anak dan perempuan yang ditahan oleh kedua belah pihak yang lebih banyak.
Warga Israel yang akan dibebaskan meliputi 30 anak-anak, delapan ibu, dan 12 perempuan lainnya.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan tiga tahanan Palestina dengan imbalan setiap orang Israel yang dibebaskan.
Sementara itu, antara 12 dan 13, sandera Israel akan dibebaskan setiap hari selama empat hari gencatan senjata.
Sebanyak 20 sandera Israel lainnya bisa dibebaskan jika gencatan senjata diperpanjang selama dua hari, kata lembaga penyiaran itu.
Israel memperkirakan 30 sandera lainnya dibebaskan dari tawanan Hamas.
“Tentara Israel akan terus mengendalikan bagian utara Jalur Gaza,” kata saluran media Israel Channel 12.
“Bahan bakar hanya akan diizinkan masuk Gaza selama periode gencatan senjata.”
Baca Juga:
Israel - Hamas Berlakukan Gencatan Senjata di Gaza Selama 4 Hari
Dilaporkan bahwa 10 sandera Israel akan dibebaskan pada tahap pertama, yang akan diikuti dengan pembebasan kelompok tahanan Palestina yang pertama.
“Ini adalah kesepakatan terbaik yang bisa Anda dapatkan saat ini,” demikian laporan saluran televisi tersebut, mengutip seorang pejabat keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya.
"Semua sandera yang akan dibebaskan oleh Hamas adalah yang berkewarganegaraan Israel," kata sumber politik Israel kepada lembaga penyiaran publik KAN.
“Jika Hamas melepaskan warga negara asing, itu di luar kesepakatan,” kata sumber itu.
“Selama periode gencatan senjata, serangan udara akan dihentikan selama enam jam sehari,” tutup sumber tersebut. (*)
Baca Juga:
Lee Young-ae Donasikan Rp 700 Juta untuk Bantu Anak-anak Gaza
Bagikan
Berita Terkait
Media Belanda de Volkskrant Temukan Dugaan Serangan Tembakan Yang Disengaja ke Anak-Anak di Gaza

Agresi Israel ke Doha Dinilai Sebagai Ancaman Serius Bagi Stabilitas dan Perdamaian di Kawasan Timur Tengah

Prabowo Tegaskan Dukung Kedaulatan Qatar Setelah Serangan Israel, Suara Dunia Harus Kian Lantang

Prabowo Temui Emir Qatar Sheikh Tamim Setelah Israel Serang Markas Hamas

Hubungan Donald Trump-Benjamin Netanyahu Makin Renggang Usai Presiden AS Sebut Serangan Israel ke Doha 'Tindakan Ceroboh'

Aktivis Klaim Kapal Kedua Armada Bantuan Gaza Global Sumud Flotilla Dihantam Serangan Drone

Penyerangan di Qatar Dianggap Melanggar Hukum Internasional, Arab Saudi Peringatkan Konsekuensi Serius yang Bakal Diterima Israel

Tanggapi Serangan Israel ke Doha, PM Qatar: Tak Hanya Melampaui Hukum Internasional, Tapi Juga Standar Moral

Israel Serang Qatar Picu Ketegangan di Timur Tengah, Kemlu Indonesia: Pelanggaran Keras terhadap Hukum Internasional

Kapal Misi Kemanusiaan ke Gaza Diduga Diserang Drone di Tunisia, Aktivis Selamat
