Bunda, Nilai Tes tidak Mengukur Kekuatan Terpenting Anak

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 05 Juni 2022
Bunda, Nilai Tes tidak Mengukur Kekuatan Terpenting Anak

Kekuatan internal jauh lebih penting bagi kehidupan yang sukses dan sejahtera. (freepik/jcomp)

Ukuran:
14
Audio:

MENJELANG berakhirnya tahun ajaran, nilai ujian dan rapor anak menjadi kekhawatiran orangtua. Padahal, nilai bagus dan ranking hanyalah salah satu ukuran keberhasilan.

Ada beberapa hal yang tidak dapat diukur tes sekolah, yaitu upaya, berpikir kritis, kreativitas, kemampuan berkolaborasi, rasa ingin tahu, rasa hormat, kebaikan, kapasitas untuk mencintai, kecerdasan sosial dan emosional, kejujuran, keterbukaan pikiran, serta inisiatif.

BACA JUGA:

Kampanye #SehangatHarapanIbu Siap Dukung Program Bayi Tabung

Kekuatan internal tersebut jauh lebih penting bagi kehidupan yang sukses dan sejahtera daripada apakah seorang anak memperoleh nilai 100 dalam ulangan matematika. Demikian diungkapkanMarilyn Price-Mitchell, PhD, yang merupakan anggota Institute for Social Innovation di Fielding Graduate University, California, AS.

parenting
Keterampilan seperti berpikir kritis, rasa ingin tahu jauh lebih sulit untuk diukur. (freepik/tirachard)

"Faktanya, banyak tes hanya mengukur kemampuan siswa untuk menghasilkan jawaban yang dihafal dengan benar," ujar Price-Mitchell dalam artikel yang ditulisnya di Psychology Today.

Menurutnya, untuk pelajar masa kini, jawaban yang benar saja tidak cukup. "Pada saat anak-anak mencapai masa remaja akhir, otak mereka memiliki kapasitas untuk berpikir tentang hubungan timbal balik, untuk menjelajahi batas-batas antarbidang studi, dan untuk menciptakan cara belajar yang baru," jelasnya.

BACA JUGA:

Saat atau Sehabis Makan, Kapan Waktu Tepat Minum Air?

"Kemampuan kritis ini, yang dipupuk sepanjang masa anak-anak, akan mendorong teknologi inovatif masa depan dan menciptakan perubahan sosial yang penting," ujar penulis Tomorrow's Change Makers itu.

Terlepas dari penelitian yang kuat tentang nilai kekuatan internal, kita terus mengukur anak-anak menggunakan tes kuantitatif standar. Mengapa? Karena keterampilan seperti berpikir kritis, rasa ingin tahu, dan kemampuan berkolaborasi jauh lebih sulit untuk diukur secara kuantitatif di seluruh populasi besar. Jadi kita cenderung mengukur apa yang paling mudah diukur: membaca, matematika, dan pengetahuan sains.

Nilai bukan segalanya

studi
Orangtua dapat memupuk literasi psikologis dan membantu mengembangkan kekuatan internal anak. (freepik/mindandi)


"Ada kekeliruan tentang nilai dan nilai tes yang membuat banyak orangtua menjadi berpuas diri, terutama ketika anak mereka berprestasi di sekolah," ujarnya. Anak-anak berhasil dalam hidup karena berbagai alasan, nilai tidak menjamin keberhasilan.

Artikel Thinking About Psychological Literacy menjelaskan aspek penting kesuksesan yang tidak diukur dengan nilai, seperti kemampuan untuk merefleksikan diri, berorientasi pada tindakan, dan terhubung dengan pekerjaan yang meningkatkan kehidupan orang lain. Keterampilan itu tidak dapat diukur secara kuantitatif, juga tidak mudah dibandingkan melalui pengujian dari satu anak ke anak lainnya.

"Kita mungkin hidup di zaman yang terobsesi dengan angka, tetapi itu tidak berarti kita harus mengajari anak-anak kita untuk mengukur harga diri mereka dengan nilai atau nilai ujian saja," dia menekankan.

BACA JUGA:

Disebut Presiden Jokowi Jadi Pangan Alternatif, ini Manfaat Kesehatan Sorgum

Faktanya, orangtua berada dalam posisi untuk memupuk literasi psikologis dan membantu mengembangkan kekuatan internal yang menentukan kehidupan yang bermakna. Karena faktanya, sebagian besar sekolah bahkan tidak mengajarkan keterampilan berpikir kritis, seni menganalisis, dan mengevaluasi pemikiran dengan tujuan untuk meningkatkannya.

Profesor Pendidikan di Harvard Daniel Koretz, yang mempelajari efek pengujian pada anak-anak, mengakui penerapan pengetahuan yang kompleks sulit untuk diajarkan kepada anak-anak, dan sulit untuk diuji. Dia percaya tes harus menjadi sumber informasi tambahan, bukan satu-satunya ukuran pendidikan yang berkualitas.

Orangtua dapat membuat perbedaan dengan memperhatikan 'anak seutuhnya', bukan hanya anak yang bersekolah setiap hari, melainkan juga anak yang berpartisipasi dalam kehidupan keluarga, menjangkau orang lain, berpikir kreatif, bertindak bijaksana, bekerja sama, dan menunjukkan rasa hormat.

Orangtua memiliki kapasitas untuk memelihara kualitas-kualitas tersebut pada anak-anak, untuk memberi tahu bahwa mereka lebih daripada sekadar nilai ujian.(aru)

BACA JUGA:

Edukasi Anak Laki-laki untuk Cegah Pelecehan Seksual

#Parenting #Ilmu Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Lifestyle
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Ini merupakan pilihan yang bijak dan menyehatkan bagi anak-anak yang tidak bisa menoleransi susu sapi.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Lifestyle
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Paparan musik, terutama musik klasik, terbukti memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Fun
Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
LEGO Group ingin mendekatkan keluarga melalui permainan kreatif dengan LEGO bricks guna menciptakan momen kebersamaan yang berharga selama bulan Ramadan.
Dwi Astarini - Minggu, 16 Maret 2025
Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Fun
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa
Dengan cara yang tepat, berpuasa Ramadan tidak jadi hal yang menyulitkan dan beban buat anak.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 01 Maret 2025
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa
Dunia
Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
Semua itu demi membantu orangtua yang bekerja merawat anak-anak mereka tanpa kesulitan.
Dwi Astarini - Rabu, 26 Februari 2025
 Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
Bagikan