Bukan Mistis, Dejavu Bisa Dijelaskan lewat Sains

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 03 April 2024
Bukan Mistis, Dejavu Bisa Dijelaskan lewat Sains

Dejavu adalah fenomena sains, bukan mistis. (Foto: unsplash/viktor talashuk)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Sebagian besar orang mungkin pernah mengalaminya, ketika merasa kejadian saat ini sudah pernah dirasakan sebelumnya atau di masa lalu. Fenomena ini disebut dengan istilah dejavu. Umumnya perasaan ini terjadi hanya 10-30 detik. Tak jarang juga dejavu dikaitkan dengan hal mistis, padahal fenomena ini bisa dijelaskan secara sains.

Apa itu dejavu?

Dejavu adalah perasaan bahwa apa yang kita alami sekarang, pernah terjadi di masa lampau. Istilah ini pertama kali dipakai oleh psikolog/filsuf Prancis bernama Emile Boirac pada 1876.

Baca juga:

Hati-hati Kebiasaan ini dapat Merusak Otak, Serius!

Dalam dunia ilmiah, dejavu digunakan pertama kali oleh F.L. Arnaud, seorang ahli saraf yang mengusulkan penggunaannya. Penelitian terbaru menyebut dejavu adalah masalah persepsi atau ingatan seseorang. Secara umum tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari fenomena ini.

Kok bisa dejavu?

Apa penyebab dejavu? Sebagian besar ahli setuju kalau fenomena ini kemungkinan berkaitan dengan memori dalam beberapa cara. Dejavu dapat dijelaskan melalui beberapa teori, di antaranya:

Teori persepsi pikiran yang terpecah

Teori ini menjelaskan dejavu dapat terjadi apabila orang melihat hal yang sama di waktu yang berbeda. Otak kita membentuk ingatan dalam sekali pandang meskipun dalam waktu yang singkat. Ketika hal ini terjadi, otak dapat membentuk ingatan tentang apa yang dilihat secara sekilas bahkan dengan informasi terbatas.

Baca juga:

Penyebab Datangnya Mimpi Aneh dan Peringatan di Baliknya

Teori ingatan yang muncul kembali

Jika teori sebelumnya mengatakan dejavu bisa terjadi di lokasi yang sama, teori ingatan yang muncul kembali bisa berlangsung di tempat yang berbeda namun dengan suasana yang mirip.

Teori ini mengatakan dejavu disebabkan oleh respons otak terhadap peristiwa yang pernah dilalui sebelumnya. Bisa jadi itu kenangan saat masa kecil, liburan singkat, bahkan aroma parfum dapat membawa seseorang mengenang masa lalu.

Gangguan sirkulasi di otak

Teori lain mengatakan kalau fenomena dejavu terjadi ketika otak manusia mengalami malfungsi. Maka dapat dikatakan kalau kondisi ini serupa dengan kerusakan listrik singkat pada otak. Dejavu bisa terjadi apabila otak salah merespons kejadian yang sedang berlangsung.

Menurut penelitian, dejavu lebih sering terjadi pada remaja karena aktivitas yang padat, sehingga memicu stres dan mempengaruhi cara kerja otak. Satu yang terpenting, kita tak perlu khawatir jika kita mengalami fenomena ini sesekali. Namun jika itu sudah mengganggu aktivitas, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter. (*)

Baca juga:

Awas! Depresi Bisa Bikin Ukuran Otak Menyusut

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan