Resolusi Tahun Baru, Menyampaikan Kritik dengan Tepat


Sampaikan kritik dengan cara terbaik. (Foto: Pixabay/rawpixels)
PERNAHKAH kamu mengkritik atau dikritik orang lain? Dalam dunia kerja, kritik digunakan atasan terhadap bawahan guna membangun kinerja yang lebih baik.
Itulah mengapa banyak orang yang percaya bahwa kritik merupakan hal yang bagus dan bisa mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu lebih baik lagi. Bahkan, efeknya dipercaya melebihi efek pujian.
Namun, ketika media sosial makin merajalela, setiap orang merasa berhak menjadi pengkritik terhadap orang lain yang bahkan tidak dikenalnya.
Jika sudah demikian, tentu timbul pertanyaan, apakah kritikan memang sesuatu yang baik untuk diterapkan? Atau justru merupakan sesuatu yang harusnya dihindari?
1. Dampak kritikan pada anak-anak

Seperti dilansir Go Dok, anak-anak dengan rentang usia 1 tahun hingga ia beranjak dewasa, biasanya menjadi salah satu objek kritik favorit orangtua mereka. Umumnya, kritik terhadap si anak akan disertai ancaman atau pemberian hukuman yang justru akan membuat anak lebih suka menarik diri dan menjadi serba rahasia.
Banyak orangtua yang tidak sadar bahwa kalimat, seperti 'kenapa kamu keluar rumah sampai malam, kayak anak enggak bener', dan 'kalau kamu bolos sekolah lagi, ibu enggak bakal kasih kamu uang jajan seminggu', justru akan membuat anak takut untuk bercerita mengenai hal-hal yang jadi penyebab ia berbuat seperti itu. Sikap yang seperti itu justru akan menyulitkan kamu dalam mendidiknya lebih lanjut.
Kebanyakan orangtua mengkritik tindakan anak hanya karena tindakan tersebut tidak sesuai dengan apa yang mereka anggap benar. Hal itu tidak baik, karena tanpa kritik terus-menerus, sebetulnya seorang anak selalu ingin berkembang dan berbuat yang terbaik.
Namun, terkadang kritikan dalam cara yang salah justru menghalangi dan membuat mereka jadi kecil hati. Jadi, meskipun kamu selalu berpikir bahwa kritik kamu bertujuan baik dan membangun, percayalah, mendengarkan keluhan dan kisah si anak serta memberikan saran kepadanya merupakan solusi yang jauh lebih baik.
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi

Terungkap! Ini Dalang di Balik Tunjangan Gila-gilaan untuk Dokter Spesialis dan Subspesialis di Daerah 3T

Menlu RI: Presiden Prabowo Bahas Pusat Belajar Anak Pekerja Migran dengan Malaysia

Sekjen Kemendes Singgung Minimnya Dana Pendidikan di Wilayah 3T

Memasukkan Anak Bandel ke Barak, Bentuk Pengingkaran terhadap Esensi Pendidikan

Revolusi Pendidikan: Mengintegrasikan Humanisme dalam Era Digital

5 Gaya Pengasuhan Anak, Mana yang Lebih Baik?

6 Cara Mengenalkan Duka pada Anak Kecil

DPR Harap Sektor Pendidikan Jadi Tonggak Pembangunan SDM Indonesia

Program FWD Berkah Pendidikan untuk Siapkan Masa Depan Anak
