Anggota DPR Ajak Masyarakat Buang Perbedaan di Momen Idul Adha
Anggota Komisi III DPR RI Agustiar Sabran. (Foto: Ist)
MerahPutih.com - Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah dirayakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Tak kecuali di Indonesia yang jatuh pada tanggal 28 dan 29 Juni 2023.
Muhammadiyah merayakan Idul Adha pada hari ini, Rabu (28/06). Sedangkan Pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) merayakannya pada Kamis (29/6).
Meski berbeda hari, anggota Komisi III DPR RI Agustiar Sabran melihat kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu sama-sama memaknai perayaan Idul Adha, yakni pengorbanan Nabi Ismail AS dan ketulusan Nabi Ibrahim AS.
Baca Juga:
Libur Idul Adha, Volume Kendaraan Keluar Jabodetabek Naik 37 Persen
"NU dan Muhammadiyah punya peran penting dalam tonggak sejarah memerdekakan Indonesia. Tokoh-tokoh dari keduanya berjuang membawa Indonesia keluar dari penjajahan, dengan ikhlas dan tulus. Mendirikan Indonesia dengan rahmatan lil 'alamin," kata Agustiar Sabran.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) tersebut mengatakan bahwa perbedaan harus dijadikan kelebihan untuk saling melengkapi, bukan bentuk kelemahan.
"Kalau kata Bung Karno, negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok mana pun, juga agama, atau kelompok etnis mana pun, atau kelompok dengan adat dan tradisi apa pun, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke."
"Itulah konsep nasionalisme yang didirikan Indonesia. Bukan orang Jawa, bukan orang Sumatera, bukan orang Kalimantan, Sulawesi, Bali atau lainnya, tapi orang Indonesia, yang bersama-sama menjadi fondasi satu kesatuan."
"Bung Karno lahir dari rahim seorang wanita asal Bali, ayahnya asal Tanah Jawa. Tapi beliau menyatukan perbedaan di Konferensi Asia Afrika, dengan satu tekad yakni perjuangan dari bangsa penjajah," tegas Agustiar Sabran.
Baca Juga:
KPU DKI Tetap Buka Help Desk bagi Caleg saat Cuti Bersama Idul Adha
Untuk itu, Agustiar Sabran mengajak masyarakat Indonesia, khususnya muslim tanah air untuk sama-sama bergandengan tangan, membuang perbedaan. Tak perlu lagi ada perdebatan soal merayakan hari besar umat muslim.
"Sudah saatnya mendukung apa yang sudah dilakukan para tokoh bangsa, terutama dari NU dan Muhammadiyah. Kita sebagai generasi penerus, mari membawa Indonesia mewujudkan Indonesia Emas 2045," tegas politikus PDI Perjuangan (PDIP) tersebut.
"Tentu saja berpegang teguh dengan Pancasila, dan memaknai Bhinneka Tunggal Ika," tambah Agustiar Sabran. (Pon)
Baca Juga:
Peningkatan Arus Lalu Lintas saat Libur Idul Adha, Kendaraan Mengarah ke 3 Tujuan
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
DPR Desak Pengumuman UMP 2026 Transparan Agar Tak Ada Dusta
Negara Diminta 'Jemput Bola' Urus Sertifikat Korban Bencana Sumatera, Jangan Tunggu Rakyat Mengemis
DPR Warning Kementerian HAM: Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Jangan Cuma Jadi Pajangan, Implementasi Harus Se-Progresif Dialognya
Sindir Kinerja Kemenkes, Komisi IX DPR Sebut Pemulihan RS Pasca Banjir Sumatra Terlalu Santai
Desak Negara Hadir Selamatkan Pendidikan 700 Ribu Anak Papua
DPR Minta Imigrasi Plototin WNA Jelang Nataru Biar Enggak Kecolongan Pelanggaran Administrasi Hingga Narkoba
Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bentukan Prabowo Diharap Jadi Juru Selamat Korban Banjir Sumatra
Keadaan Korban Bencana Sumatra Makin Mengkhawatirkan, Komisi V DPR: Pemerintah tak Perlu Malu dan Alergi Terima Bantuan Asing
Komisi V DPR Dukung Pembentukan Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatra
Kasus Kakek Dipenjara karena Curi 5 Burung Cendet, DPR: Hukum Harus Berkeadilan