Ancaman Penyakit Kanker Payudara di Indonesia Tinggi, Kemenkes Tekankan Perkuat Deteksi Dini


Mencegah kanker payudara lebih baik daripada mengobati. (Foto: Unsplash/Angiola Harry)
MerahPutih.com - Ancaman penyakit kanker payudara berpotensi menyerang wanita dewasa. Bahkan, bisa terjadi pada pria meski angkanya kecil.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eva Susanti membeberkan kondisi terkini penyakit kanker payudara di Indonesia.
Baca Juga:
Menurut dia, jumlah kasus baru kanker payudara pada tahun 2020 mencapai 65.858 kasus. Angka ini setara 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker, dengan jumlah kematian sebanyak 22.430 kasus.
Sayangnya, dari jumlah kasus kanker payudara yang ada di Indonesia, 60-70 persen di antaranya didiagnosis pada stadium lanjut.Yakni stadium III dan IV.
"Sehingga menyebabkan kualitas hidup menjadi rendah, serta beban pembiayaan yang sangat besar," kata Eva dalam keteranganya yang dikutip, Jumat (7/10).
Ia menuturkan, kanker payudara merupakan kanker dengan penderita terbanyak di dunia termasuk Indonesia.
Tercatat sebanyak 2,3 juta perempuan di dunia didiagnosis kanker payudara dan 685 ribu meninggal pada tahun 2020.
"Kemenkes berupaya melakukan pendekatan melalui empat pilar yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, dan penanganan kasus," ucap Eva.
Eva menuturkan, promosi kesehatan dan deteksi dini merupakan kunci utama dalam menurunkan insiden dan kematian akibat kanker payudara. Sebab, penyakit ini dapat dideteksi pada stadium dini.
"Yakni dengan menghindari risiko dan melakukan deteksi dini, maka akan meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup menjadi lebih besar," sambungnya.
Ia melanjutkan, deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui Periksa Payudara Sendiri (Sadari) maupun pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan secara berkala atau Periksa Payudara Klinis (Sadanis).
Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kemenkes Aldrin Neilwan Panca Putra menambahkan, untuk menurunkan kasus kanker payudara dan mencegahnya terdeteksi pada stadium lanjut maka pesan-pesan mengenai faktor risiko harus terus dipromosikan.
"Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah (penyakit kanker) dan melakukan kebiasaan melakukan deteksi dini secara berkala," katanya.
Baca Juga:
Ketua Umum Yayasan Kanker Payudara Indonesia Linda Amalia Sari menyebut penanggulangan kanker payudara di Indonesia harus diperkuat mulai dari edukasi kepada masyarakat hingga peningkatan sarana dan prasarana di fasilitas layanan kesehatan untuk cegah peningkatan kasus.
"Pemerataan informasi mengenai kanker payudara ini belum sampai sepenuhnya ke masyarakat," ujar Linda.
Istri dari tokoh TNI Agum Gumelar ini berusaha untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dalam memberikan edukasi tentang kanker payudara melalui webinar.
Namun, menurutnya, hal tersebut belum cukup karena masih banyak wilayah-wilayah yang belum tersentuh oleh internet.
Ia menilai bahwa sarana dan prasarana di fasilitas layanan kesehatan terutama di daerah masih belum cukup memadai.
"Sebagai mitra pemerintah, kami yakin pelayanan ini harus diperkuat oleh pemerintah dan kami selalu berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, menyampaikan informasi ini," sebut mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini.
Selain soal edukasi dan pelayanan kesehatan, mereka mesti meningkatkan kompetensinya, termasuk dalam hal Periksa Payudara Klinis atau Sadanis.
Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk. Yuji Ishii akan berkolaborasi dengan YKPI untuk menekan angka penyakit kanker payudara di Indonesia.
"Kami menyusun program edukasi tentang pencegahan kanker payudara di berbagai area di Indonesia untuk berkontribusi pada nol penemuan kanker payudara stadium lanjut," tutup Yuji yang berasal dari Jepang ini.
Sekedar informasi, Data World Health Organization (WHO) menyebut, kanker payudara merupakan kanker paling umum terjadi di dunia per 2021 dengan rasio kasus baru mencapai 12 persen dalam satu tahun.
Di Indonesia sendiri, jumlah pasien dan kasus meninggal pada kanker payudara merupakan yang paling banyak dibanding jenis kanker yang lain. Yakni 70 persen diantaranya adalah kasus yang ditemukan dalam stadium lanjut.
Di sisi lain, apabila berhasil dilakukan deteksi dini, maka tingkat kesembuhannya mencapai 90 persen. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya

Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Fase Pemulangan Haji Dimulai, DPR Minta Kemenkes Awasi Kesehatan Jemaah

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin

Waspada Varian COVID-19 XEC dan JN.1: Begini Perbandingan Tingkat Keparahannya

Kemenkes Keluarkan SE Kewaspadaan COVID-19 Buntut Kasus Negara Tetangga Naik

Kemenkes Diminta Perbaiki Komunikasi dengan Organisasi Profesi

Pemanfaatan Ganja Medis di Indonesia, BNN: Perlu Kajian dan Riset Mendalam untuk Pengobatan
