Anak Kehilangan Orang Tua Karena COVID-19 Butuh Pendampingan Jangka Panjang

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 19 Agustus 2021
Anak Kehilangan Orang Tua Karena COVID-19 Butuh Pendampingan Jangka Panjang

Vaksinasi Santri. (Foto: MP/Mauritz)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pemerintah didorong untuk bersinergi dengan masyarakat beri pendampingan jangka panjang pada ribuan anak-anak yang menjadi yatim piatu karena COVID-19. Berdasarkan data dari pemerintah saat ini ada 11 ribu anak-anak yang mendadak yatim piatu karena ditinggalkan oleh orang tuanya.

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menjelaskan, saat ini sudah banyak komunitas masyarakat yang membantu para yatim piatu ini. Namun Pemerintah perlu hadir ikut membantu pendampingan.

Baca Juga:

Pemerintah Diminta Perhatikan Nasib Anak-anak yang Jadi Yatim Piatu Akibat COVID-19

Ia mengatakan, bantuan dan pendampingan yang diberikan oleh masyarakat bersifat sementara saja dan tidak jangka panjang. Padahal pendampingan untuk mengatasi trauma akibat rasa kehilangan perlu jangka panjang.

"Makanya harus pendampingan jangka panjang. Dan kita Gusdurian Peduli itu ingin pemerintah terutama bina sosial bener-bener membuatkan program pendampingan sosial jangka panjang," ujar Alisa saat melihat proses vaksinasi covid-19 di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Rabu (18/07) .

Ia menceritakan, sebagian besar anak-anak ini kehilangan orang tuanya dalam waktu singkat. Ada yang kehilangan satu orang tua, adapula yang langsung keduanya. Hal ini tentu menimbulkan kedukaan mendalam serta rasa trauma.

Ia mencontohkan, ada salah satu anak pimpinan Gusdurian di Banjar Negara Jawa Tengah yang ditinggal kedua orang tuanya. Sang anak yang masih berusia 12 tahun ini nampak murung dan tatapan matanya kosong.

Walau sudah dihibur oleh kerabat dan keluarga lainnya, namun kecerian menghilang dari raut wajahnya dan sang anak juga terlihat tidak memiliki semangat hidup.

Ia melanjutkan, masyarakat Indonesia yang masih erat dengan budaya kekeluargaan membuat nasib anak-anak yang kehilangan orang tuanya itu cukup terbantu. Pasalnya dengan masih adanya sanak saudara di keluarga besar anak itu membuat si anak tidak sepenuhnya sendiri.

"Sebetulnya kita beruntung karena Indonesia itu budayanya, masih budaya keluarga besar. Jadi anak-anak yang yatim-piatu ini kemudian diambil oleh keluarganya, tidak kemudian terlunta-lunta," tuturnya.

Namun tidak lantas persoalan anak-anak yang kehilangan orang tuanya ini selesai sampai di situ saja. Menurutnya, ada efek lain khususnya kepada si anak yang perlu untuk lebih diperhatikan lagi.

"Anak-anak ini trauma kehilangan orang tuanya dalam waktu sangat singkat, ngga sempet say goodbye dan lain-lain. Jadi pendampingan yang lebih jangka panjang itu diperlukan," ungkapnya.

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid. (Foto: Teresa Ika)

Pendampingan yang diberikan dapat berupa pendampingan psikologi maupun pendampingan biaya hidup serta biaya pendidikan anak-anak jangka panjang.

Pendekatan-pendekatan lain dalam penanganan kasus ini juga perlu dilakukan. Baik dari segi fasilitasi atau bantuan lainnya yang mampu menunjang kehidupan si anak pasca ditinggal oleh orang tuanya.

"Anak yang paling terdampak pada rentang usia 7-12 yang duduk di bangku SD. Mereka udah paham tapi belum bisa mengelola dirinya sendiri. Kalau yang kecil mungkin hanya mama mana, ibu mana. Dia ngga paham tapi kalau yang diatas 12 mereka bisa mengelola emosinya," sambungnya.

Jaringan gusdurian sudah mulai membuka pendampingan psikologi kepada anak-anak yatim piatu akibat covid 19. Selain itu Gusdurian juga menggalang bantuan untuk pemberian sejumlah dana kepada anak yatim piatu. (Teresa lka/Yogyarta)

Baca Juga:

Orang Tua Meninggal Karena COVID-19, Anak Yatim Piatu di DIY Dapat Konseling

#Vaksinasi #Vaksin Covid-19 #COVID-19
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Sebanyak 14.645 ekor hewan yang divaksin itu terdiri atas anjing 2.363 ekor, kucing 12.126 ekor, kera 104 ekor dan musang 52 ekor.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Bagikan