Orang Tua Meninggal Karena COVID-19, Anak Yatim Piatu di DIY Dapat Konseling
Pemakaman jenazah COVID-19. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menerjunkan para psikolog untuk memberikan pendampingan pada anak yang kehilangan kedua orang tuanya karena COVID-19.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Erlina Hidayati menuturkan pendampingan psikologis anak sangat penting untuk menyembuhkan trauma dan duka mendalam. Selain itu pendampingan menjadi kebutuhan mendesak sebelum bantuan lainnya diberikan.
"Khususnya anak-anak yang masih usia remaja kehilangan orang tua dalam waktu berdekatan membuat mereka tertekan, sehingga butuh pendampingan psikologis," kata Erlina di Yogyakarta, Senin (9/08).
Baca Juga:
Awas, Anak-anak Berpotensi Jadi Korban Naiknya Angka COVID-19 di Luar Jawa dan Bali
Selain melibatkan para psikolog dari DP3AP2 DIY, pihaknya mendapat bantuan dari para psikolog Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak di kabupaten/kota, serta para psikolog yang ada di seluruh Puskesmas di DIY.
"Selain memberikan pendampingan secara langsung, para psikolog juga menjangkau anak melalui telekonseling," ujar dia.
Pemda DIY juga memberikan pendampingan dan perlindungan terhadap pemenuhan hak anak seperti pendidikan, pengasuhan, hingga keamanan mereka.
"Jangan sampai anak-anak ini sudah yatim piatu, kemudian menjadi korban kekerasan atau korban perdagangan anak," ujarnya.
DP3AP2 DIY telah mendirikan posko yang siap menerima aduan atau laporan dari masyarakat yang mengetahui keberadaan anak yatim piatu terdampak COVID-19. Warga yang mengetahui adanya anak yatim piatu dapat melaporkan ke satgas covid desa. Kemudian Satgas desa akan mendata dan menginformasikan ke kecamatan, kabupaten,lalu ke Provinsi.
Berdasarkan laporan terakhir, ada 150 anak yang orang tuanya meninggal dunia karena terpapar COVID-19. Sedangkan yang telah dipastikan data nama dan alamat mereka mencapai 110 anak mulai bayi hingga berusia 18 tahun.
Namun tidak semua kehilangan langsung ke dua orang tuanya. Ada pula anak yang sekaligus kehilangan saudara kandungnya dalam waktu yang berdekatan, sehingga hidup sebatang kara.
"Mereka tidak semua yatim piatu, ada yang yatim, ada yang piatu saja. Semua kami terima jika membutuhkan pendampingan psikolog," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih menyebut siap menjamin keberlanjutan pendidikan anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 melalui Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (RSPA) DIY.
Meski demikian, anak yatim piatu yang akan ditanggung oleh Dinsos DIY bakal dipastikan terlebih dahulu ada atau tidaknya pengampu dari saudara dekat, termasuk ada atau tidaknya kepemilikan aset.
"Apakah dia punya aset, seperti rumah, atau dia masih punya keluarga, bulek kah, bude, atau pakde. Oleh karena itu, harus ditanyakan dulu. Jika dia memang sudah sebatang kara, tidak punya apa-apa, dia tidak ada yang mengampu, kami punya balai," katanya. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga:
Menkes Cabut Aturan Vaksin COVID-19 Berbayar
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Transaksi Judol Warga Jakarta di Atas Rp 3 T, Pramono Ancam Coret Ribuan Nama Penerima Bansos
Penyaluran Bantuan Rp 900 Ribu Melalui PT Pos Masih Terkendala, Kemensos Janji Percepat Validasi
Kemensos Klaim 1 Tahun Prabowo, 77 Ribu Keluarga Tidak Lagi Dapat Bantuan PKH, Target 300 Ribu di 2026
Hari Ini BLT Rp 900 Ribu ke 35 Juta Penerima Cair, Begini Cara Ambilnya
Mulai 20 Oktober 2025, Pemerintah Kucurkan BLT Tambahan ke 35 Juta Orang
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Menkeu Purbaya Klaim Penyaluran Dana Rp 200 Triliun Berdampak pada Kenaikan Konsumsi Listrik Nasional
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Pekerja Bakal Dapat Bantuan Beras 10 Kilogram dan 2 Liter Minyak Goreng