Anak dengan Imunitas Rendah Tetap Disarankan Pakai Masker


Anak dengan imunitas rendah lebih rentan tertular penyakit. (Foto: Pixabay/educadormarcossv)
PEMERINTAH Indonesia telah resmi mencabut kewajiban memakai masker di ruang publik sejak 9 Juni 2023. Meski demikian, Dokter spesialis pulmonologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dr. Nastiti Kaswandani Sp.A (K) mengatakan, anak yang mempunyai imunitas rendah tetap harus selalu waspada dan menyarankan tetap anak mengenakan masker di tempat umum.
“Jadi saat ini yang diperlukan adalah masing-masing untuk mengukur berapa bugar atau berapa sehat anak-anak kita. Dalam artian, ketika kita mempunyai anak yang mempunyai kondisi imunitas yang rendah, maka kita tetap harus selalu waspada dengan meminta anak itu mengenakan masker di tempat umum,” ucap Nastiti seperti dilansir Antara, Jumat (14/7).
Baca juga:
Lebih lanjut Dokter spesialis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan, anak dengan imunitas rendah seperti leukemia dan anak dengan penyakit ganas sebaiknya tetap mengenakan masker untuk menghindari risiko tertular. Karena selain menghindari COVID-19, memakai masker juga dapat mengurangi risiko tertular penyakit lainnya seperti influensa dan common cold.

Meskipun status pandemi COVID-19 sudah selesai namun kasus penularannya masih ada meski sudah menurun. Untuk menjaga imunitas anak di tempat umum yang sudah membebaskan masker, orang tua harus mengukur taraf kesehatan anak, terlebih yang memiliki risiko rentan tertular penyakit.
“Misalnya anak kita merupakan anak yang rentan, maka kita anjurkan untuk menggunakan masker terutama di tempat-tempat yang tertutup dan orang-orang padat berkerumun, kita tidak mengenal mereka dan kita tidak tahu apakah mereka ada yang punya gejala-gejala sakit. Seperti misalnya kalau kita menumpang kendaraan umum,” ucapnya.
Baca juga:
Nastiti mengatakan penting juga untuk melengkapi vaksinasi anak sesuai dengan usia untuk mencegah terjangkit penyakit saluran pernapasan. Vaksin yang dapat dilengkapi adalah vaksin yang terkait dengan radang paru atau pneumonia seperti vaksin DPT, vaksin campak, influenza, HIB, dan vaksin pneumococcus.

Ia juga berpesan untuk membekali anak dengan nutrisi yang baik, makanan dengan gizi seimbang serta susu dan vitamin jika diperlukan untuk membangun imunitas. Karena sering kali penyakit yang menyerang anak usia sekolah adalah yang ditularkan melalui percikan virus di udara seperti infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.
Selain itu juga penularan penyakit melalui bakteri juga sering dijumpai anak usia sekolah karena penularan dari makanan yang terkontaminasi dengan tangan, atau jajan di tempat yang kebersihannya kurang terjamin. Maka itu, kata Nastiti, melestarikan budaya cuci tangan sangat baik karena dapat mencegah berbagai penyakit yang ditularkan melalui udara maupun makanan.
“Tentu kita juga harus terus lestarikan budaya mencuci tangan, itu memiliki banyak keuntungan untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui udara, melalui droplet, maupun melalui makanan,” tutup Nastiti. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
