5 Kota Jadi Tempat Penyebaran Nyamuk Wolbachia Buat Tekan DBD
Ilustrasi - Telur nyamuk ber-Wolbachia. (ANTARA/HO-Kemenkes)
MerahPutih.com - Pemerintah tengah menerapkan metode penanggulangan dengue atau deman berdarah dengan menggunakan nyamuk ber-Wolbachia. Metode ini mulai bergulir di lima kota besar di Pulau Jawa.
"Sudah mulai dilakukan di Bandung, di Bontang, Kupang, Jakarta, satu lagi di Semarang," kata Budi Gunadi Sadikin di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/3).
Baca juga:
Cegah DBD, Pemprov DKI Gencarkan Vaksinasi
Universitas Gajah Mada, Yayasan Tahija dan Monesh University bekerja sama melakukan inovasi program penanggulangan dengue berteknologi nyamuk ber-Wolbachia selama kurang lebih 10 tahun.
Hasil penelitian tersebut mampu menurunkan 77 persen incidence rate (IR) dengue dan mengurangi risiko perawatan di rumah sakit sebesar 86 persen.
Kemenkes mengadopsi teknologi Wolbachia dengan menerbitkan Kepmenkes Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Teknologi Wolbachia di lima kota.
"Karena contohnya di Yogyakarta turun jauh. Dengue secara total naik di dunia karena pengaruh iklim," ujarnya.
Dikatakan Budi, Yogyakarta sebagai lokasi perdana penerapan nyamuk ber-Wolbachia saat ini menjadi satu-satunya kota yang turun sejak Wolbachia diluncurkan.
Terkait penolakan implementasi Wolbachia di sejumlah daerah, Budi menyebut masyarakat tersebut merupakan kelompok yang sama dengan mereka yang menolak vaksin COVID-19 saat pandemi.
"Nah, ini juga teman-teman bantu didik masyarakat. Karena banyak sekali hoaks yang beredar ini buruk, ini apa, tapi kalau dilihat itu adalah kelompok yang sama yang bilang vaksin jangan dilakukan untuk COVID-19," katanya kepada wartawan.*
Wolbachia adalah bakteri alami, simbion yang umum ditemukan di hewan arthropoda, dengan mekanisme menghambat replikasi virus dengue yang diperankan oleh Wolbachia.
Penyakit dengue atau dikenal dengan deman berdarah di Indonesia menempati rangking keempat laju kasus terbanyak mencapai 120 ribuan kasus per tahun, setelah tuberkulosis satu juta kasus, malaria 400 ribu kasus. (*)
Baca juga:
Sebaran Kasus DBD Paling Banyak Terjadi di Jakbar, Dinkes Imbau Masyarakat Waspada
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Tren Kasus DBD Meningkat di Jakarta, Pramono Anung Bakal Lakukan Pendataan Bareng Dinkes DKI
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan
Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang
Hadapi Musim Hujan, Kemenkes Ingatkan Waspada DBD
RW di Kembangan Utara Kendalikan Nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia
Kemenkes Klaim Nyamuk Wolbachia Mampu Pangkas Kasus DBD Hingga 77%
1.185 Warga Kembangan Jakbar Jadi Orang Tua Asuh Nyamuk Wolbachia