5 Aksi untuk Melawan Rekan Kerja Toxic

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 01 Juni 2023
5 Aksi untuk Melawan Rekan Kerja Toxic

Rekan kerja toksik, sebaiknya tetapkan batasan. (Unsplash/Tim van der Kuip)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

LINGKUNGAN kerja yang baik tentu akan menentukan performa kita menyelesaikan pekerjaan di kantor. Kalau lingkungannya saja sudah tidak mendukung atau toksik, kita merasa tidak nyaman dan akhirnya mengabaikan pekerjaan.

Perlakuan toksik dari rekan kerja bisa berupa ucapan atau perbuatan, misalnya meremehkan, menghakimi, tidak menghargai, provokator, menyuruh-nyuruh, bullying, pelecehan, memanfaatkan, dan manipulatif. Selain itu, membuat drama dan gosip juga termasuk ke dalam ciri rekan kerja yang beracun.

Seperti dilansir Alodokter, berikut aksi yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi rekan kerja toksik.

Baca Juga:

Tips Menghadapi Lingkungan Kerja yang Toxic

5 Aksi untuk Melawan Rekan Kerja Toxic
Fokus pada diri sendiri. (Unsplash/LinkedIn Sales Solutions)


Batasan

Sadari bahwa kita tidak bisa mengendalikan apa yang orang lain lakukan. Oleh karena itu, kamu perlu membuat batasan dengan orang di lingkungan yang sama agar terhindar dari perlakuan toksik-nya. Sebisa mungkin tidak melibatkan diri terlalu dalam di pertemanan mereka. Urusanmu dengannya cukup terkait pekerjaan saja.

Reaksi

Menghadapi rekan kerja yang toksik tidak melulu harus dengan emosi. Ucapan dan tindakan mereka memang tidak bisa dikendalikan, tapi kamu masih bisa mengontrol emosimu. Kamu juga bisa menyiapkan beberapa argumen yang bisa membuat mereka "sekakmat" jika sewaktu-waktu kamu "diserang".

Katakan

Sabar ada batasnya. Jika memang ucapan atau tindakan mereka sudah menyakitimu, tunjukkan bahwa kamu merasa keberatan dengan mengatakannya secara tenang dan sopan, namun tegas. Ini dilakukan agar mereka tahu kalau perlakuannya sudah melebihi batas.

Baca Juga:

Enam Gangguan Kesehatan yang Melemahkan Pengemudi

5 Aksi untuk Melawan Rekan Kerja Toxic
Lingkungan kerja akan memengaruhi performamu. (Unsplash/Redd F)

Pihak ketiga

Jika perlakuan orang-orang toksik ini sudah merugikan dan menggangu kinerjamu. Sebaiknya laporkan pada atasan kerja atau pihak yang berwenang dalam menangani keluhan karyawan. Dengan begitu, mereka akan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Fokus

Cobalah untuk tidak terlalu ambil pusing pada apa yang mereka lakukan. Lebih baik, alihkan pikiranmu untuk fokus pada dirimu saja, ya. Selesaikan apa yang menjadi tanggung jawabmu sebelum kamu terlibat urusan dengan orang lain.

Kamu juga bisa mencoba teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, untuk mencegah stres kerja serta menumbuhkan rasa ketenangan dan kedamaian diri. (and)

Baca Juga:

Semangat Bekerja Meski Terkena Flu Setelah Liburan

#JUNI SEBANGSA STAYACTION #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan