Hari AIDS

26 Tahun Berdiri, Yayasan AIDS Indonesia Terus Gencar Gaungkan Pencegahan HIV&AIDS

P Suryo RP Suryo R - Senin, 02 Desember 2019
26 Tahun Berdiri, Yayasan AIDS Indonesia Terus Gencar Gaungkan Pencegahan HIV&AIDS

YAI selama 26 tahun berusaha membuat masyarakat lebih peduli pada AIDS&HIV. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

YAYASAN AIDS Indonesia (YAI) didirikan pertama kalinya pada tanggal 13 Agutus 1993. Para pendiri Yayasan tersebut antara lain yakni Kartini Muljadi SH, Martina Widjaja, dr.Kartono Mohamad, Pof. DR Sarlito W. Sarwono, dr. Lukas Hendrata (alm), Dra. Mawarwati Djamaloeddin dan Darwina Pontjo Sutowo.

Tujuan utama dari Yayasan AIDS Indonesia sendiri yaitu membangun kesadaran masyarakat, tentang informasi HIV AIDS. Hal itu mengingat saat ini setiap tahunya kasus HIV AIDS terus meningkat. Dahulu sekitar tahun 1993 hingga tahun 1998, YAI lebih terkonsentrasi atau terfokus pada perusahaan. Namun seiring berjalannya waktu, dari mulai tahun 1998 hingga saat ini, YAI mulai merambah SMP, SMA, dan Kampus.

Baca Juga:

Harapan Hidup bagi ODHA itu Bernama ARV

aids
Menjadi lebih peduli pada ODHA. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Kegiatan yang dilakukan oleh YAI cukup beragam, intinya yakni bergerak pada pencegahan HIV&AIDS. Dari mulai penyuluhan, seminar, talkshow, pameran, kampanye, fliyering dan layanan konsultasi kepada masyarakat. Selain melakukan pergerakan nyata langsung terjun ke lapangan, YAI juga terus dengan gencar memberikan informasi soal pencegahan HIV&AIDS pada website resmi dan media sosial.

"Setiap harinya kita melakukan berbagai kegiatan, salah satunya penyuluhan. Anggotanya saat ini sudah ada 700 orang yang tersebar di Jabodetabek," tutur Andrian saat ditemui merahputih.com di kawasan CFD Bunderan HI, Jakarta, Minggu (1/12).

Seperti yang telah disebutkan Andrian, YAI sendiri kini hanya terfokus pada area Jabodetabek saja, melainkan belum merambah wilayah diluar tersebut. Namun Andrian menjelaskan, jika YAI diundang untuk memberikan informasi diluar pulau jawa, YAI akan hadir.

"Karena YAI fokusnya di pencegahan, kita banyak bertemu dengan orang-orang. Pas kita masukin proposal banyak banget penolakan, karena kan orang ga gampang nerima kayak 'eh ngapain nih orang nakal' penyakit kutukan," jelas Andrian.

Melihat adanya berbagai kesulitan untuk memberikan informasi tentang pencegahan HIV&AIDS, Andrian menuturkan itulah mengapa peran relawan sangat penting. Namun relawan saja tak cukup dalam hal ini, dibutuhkan sebuah kolaborasi dengan berbagai pihak demi tersampaikannya pesan positif tersebut pada masyarakat luas.

Baca Juga:

Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) Juga Bisa Traveling

aids
Respon masyarakat sangat positif pada YAI. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Perlu diketahui YAI disini hanya terfokus pada pencegahan HIV&AIDS, bukan tentang orang yang mengidap HIV/ AIDS (ODHA). Tapi pada beberapa kegiatan yang dilakukan, pihak YAI tak menampik jika bersinergi dengan rekan-rekan ODHA, namun bukan berarti seluruh kegiatan.

Setiap kegiatannya, YAI selalu mendapat respon yang baik dari masyarakat. Apalagi beberapa waktu lalu, kampanye YAI yang dilakukan dilokasi Car Free Day pun sempat menjadi viral di media sosial, hingga semakin hari respon dari masyarakat semakin baik.

Tak jarang banyak para masyarakat yang turut bergabung menjadi relawan di YAI, usai melihat kampanye tentang pencegahan HIV&AIDS.

"Banyak (yang mau jadi relawan), jadi kita juga buka pendaftaran dulu, prosesnya isi form dulu terus diutamakan usianya 18-24 tahun. Kita butuh teman-teman usia muda, karena kita lebih banyak turun di lapangan. Soalnya kan kalau sudah 24 (tahun) keatas produktivitasnya beda, tapi tetap boleh juga," ujar Andrian.

Untuk para masyarakat yang hendak menjadi relawan sendiri, syaratnya sangat mudah. Yang terpenting ialah memiliki komitmen dan tentunya bisa meluangkan sedikit waktunya ntuk YAI. Namun bukan berarti harus ada kewajiban hadir disuatu kegiatan, karena dari pihak YAI mengatakan waktunya sangat fleksibel dan bisa menyesuaikan dengan kesibukan masing-masing relawan.

"Intinya yang penting mereka punya komitmen, bahkan mereka yang sudah punya keluarga dan sudah sibuk pun banyak yang mau. Berarti mereka emang pengen berbagai informasi. Karena mereka nganggepnya gini, orang yang enggak tahu jadi tahu itu kan amal ibadah yah, jadi etos kebaikan," tutup Andrian. (ryn)


Baca Juga:

Tetap Bersinar, Selebritas ini Hidup dengan HIV/AIDS

#Kesamber Desember #HIV/AIDS #Peduli HIV/AIDS #Hari AIDS Sedunia
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Hampir 80 Ribu Warga Kabupaten Tangerang Rentan HIV/AIDS, Terbanyak Ibu Hamil
Angka 79.559 jiwa itu hanya data sasaran orang berisiko terduga menderita HIV untuk dilakukan pemeriksaan dan belum dinyatakan positif.
Wisnu Cipto - Jumat, 25 April 2025
Hampir 80 Ribu Warga Kabupaten Tangerang Rentan HIV/AIDS, Terbanyak Ibu Hamil
Dunia
1,3 Juta Orang Teracatat sebagai Penderita Baru HIV pada 2023
Masih ada 9,3 juta orang masih tidak memiliki akses terhadap perawatan yang dapat menyelamatkan jiwa.
Dwi Astarini - Rabu, 27 November 2024
1,3 Juta Orang Teracatat sebagai Penderita Baru HIV pada 2023
Lifestyle
Mengenal HIV/AIDS, Bagaimana Bisa Tertular dan Apa Gejalanya?
HIV/AIDS perlu diketahui bagaimana bisa tertular dan apa saja gejalanya. HIV/AIDS merupakan kondisi kesehatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Soffi Amira - Jumat, 22 November 2024
Mengenal HIV/AIDS, Bagaimana Bisa Tertular dan Apa Gejalanya?
Fun
Ketahui 5 Cara Penyakit HIV Bisa Tertular
Penting untuk memahami bagaimana virus ini bisa menular agar kita bisa lebih waspada dan melindungi diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 08 Oktober 2024
Ketahui 5 Cara Penyakit HIV Bisa Tertular
Foto Essay
Semangat Hidup, Harapan dan Doa ADHA dari Rumah Bidan Ropina Tarigan
Bidan Ropina Tarigan pemilik Yayasan Vina Smart Era saat mengajarkan anak-anak dengan HIV/AIDS (ADHA) di Rumahnya di Kawasan Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (10/7/2024).
Didik Setiawan - Kamis, 11 Juli 2024
Semangat Hidup, Harapan dan Doa ADHA dari Rumah Bidan Ropina Tarigan
Indonesia
Ternyata Tes HIV Tidak Bisa Cuma Sekali, Harus 3 Kali
TB merupakan penyakit oportuni tertinggi pada mereka yang terinfeksi HIV.
Wisnu Cipto - Rabu, 26 Juni 2024
Ternyata Tes HIV Tidak Bisa Cuma Sekali, Harus 3 Kali
Lifestyle
ODHA Bisa Hidup Sehat, ini Tipsnya
Bermanfaat memperpanjang harapan hidup sekaligus meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dwi Astarini - Jumat, 01 Desember 2023
ODHA Bisa Hidup Sehat, ini Tipsnya
Fun
Gejala HIV Pada Perempuan Wajib Diwaspadai
Penting untuk mengetahui gejala HIV pada perempuan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 01 Desember 2023
Gejala HIV Pada Perempuan Wajib Diwaspadai
Fun
Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV AIDS
Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember.
Andreas Pranatalta - Jumat, 01 Desember 2023
Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV AIDS
Indonesia
Kemenkes Imbau Masyarakat Cegah Penularan Hepatitis B
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengimbau seluruh masyarakat, khususnya para ibu hamil, untuk bersama-sama mencegah penularan penyakit hepatitis B
Mula Akmal - Selasa, 16 Mei 2023
Kemenkes Imbau Masyarakat Cegah Penularan Hepatitis B
Bagikan