Gejala HIV Pada Perempuan Wajib Diwaspadai


Ladies wajib waspadai beberapa gejala HIV yang berbahaya. (Foto: Pexels/Anna Shvets)
HARI AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Dalam upaya pencegahan dan kesadaran kesehatan, pengenalan gejala HIV pada perempuan menjadi langkah kritis untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini.
Meskipun perempuan seringkali tidak menunjukkan gejala yang spesifik, beberapa tanda dapat menjadi petunjuk awal yang tidak boleh diabaikan. Berbagai perubahan fisik dan kesehatan perlu menjadi perhatian serius bagi kamu ladies.
Pemahaman mengenai gejala HIV pada perempuan menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap individu dapat mengambil langkah proaktif dalam erawat kesehatan dan menghadapi tantangan ini dengan bijaksana.
Seperti dikabarkan Alodokter, menurut data UNAIDS tahun 2020 terdapat sekitar 190 ribu kasus HIV pada perempuan di Indonesia. Ada beberapa pemicu yang dapat meningkatkan risiko seorang perempuan terpapar HIV, seperti melakukan hubungan seks tanpa kondom, hingga memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
Baca juga:
Bidan Punya Peran Penting dalam Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Anak
HIV pada perempuan bisa menular ke pasangan seksual yang bersamanya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja gejala HIV pada perempuan agar penyakit ini bisa terdeteksi dan ditangani dengan tepat, sehingga risiko terpapar dapat diminimalisir.
Beberapa gejala yang dialami pengidap perempuan umumnya muncul pada 2 sampai 6 minggu. Tahap ini biasanya perempuan belum merasa jika dirinya telah terinfeksi, karena gejala awal yang muncul serupa dengan gejala penyakit flu. Berikut beberapa gejala HIV pada perempuan yang wajib kamu waspadai:

1. Infeksi vagina berulang
Infeksi pada vagina umumnya disebabkan oleh kandidiasis vagina. Meski dapat dialami oleh semua perempuan, infeksi vagina yang dialami oleh penderita HIV akan lebih sering kambuh dan sulit untuk diobati.
2. Nyeri di panggul
Gejala HIV berikutnya adalah nyeri di bagian bawah perut atau panggul. Hal ini disebabkan oleh infeksi pada rahim, indung telur, atau tuba fallopi. Sama halnya, infeksi jamur, masalah radang panggul pada penderita HIV biasanya lebih sulit diobati dan lebih sering kambuh.
Baca juga:

3. Menstruasi terganggu
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa gangguan menstruasi banyak terjadi pada perempuan yang terpapar HIV. Gangguan siklus datang bulan ini terjadi berupa, siklus yang tidak teratur, darah haid menjadi lebih banyak atau lebih sedikit, munculnya keluhan PMS yang lebih berat. Namun perlu kamu catat, gangguan ini patut kamu curigai jika disertai gejala HIV lainnya.
4. Rutin terinfeksi beragam virus
Virus HIV yang menyerang sistem imunitas tubuh dapat membuat pengidapnya rentan terhadap penyakit. Penderita HIV biasanya mengalami beberapa gejala, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, nyeri otot, diare kronis, penurunan berat badan tanpa sebab, sariawan di vagina, dan lainnya. (zvw)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Mengejutkan, 15 Anak Sekolah Solo Terjangkit HIV karena Berorientasi Seksual Sesama Jenis

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

15 Anak Sekolah di Solo Terjangkit HIV, Diduga Gara-Gara Ini

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
