Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV AIDS

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 01 Desember 2023
Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV AIDS

PB IDI memberikan rekomendasi penagangan HIV dan AIDS agar lebih efisien. (Foto: Unsplash/Reproductive Health Supplies Coalition)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

HARI Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Peringatan ini diterapkan untnuk meningkatkan kesadaran terhadap AIDS yang disebabkan oleh penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV), sekaligus mengenang orang-orang yang telah meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit ini.

Dalam rangka memeringati Hari AIDS Sedunia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan rekomendasi penagangan HIV dan AIDS agar lebih efisien. Rekomendasi tersebut ditujukan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, yang disusun berdasarkan masalah paling sering dialami penderita HIV AIDS.

"Sejak pandemi COVID-19, kondisi HIV saat ini pada posisi yang gawat, rencana-rencana penanganan menjadi berantakan dan terbengkalai, terjadi kemunduran, angkanya terus meningkat, banyak pula yang putus pengobatan,” kata Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI Prof. DR. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, dilansir ANTARA, Kamis (30/11).

Rekomendasi pertama adalah pelaksanaan terapi antiretroviral (ARV) rutin setiap tiga bulan yang ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Kedua, pembukaan layanan pengobatan daring tanpa tatap muka atau telemedisin yang juga ditanggung BPJS.

Baca juga:

Troye Sivan Bintangi Film tentang HIV/AIDS

Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV AIDS
PB IDI juga merekomendasikan pemerintah untuk mengadakan Hari Tes HIV Nasional. (Foto: Unsplash/Mika Baumeister)

Zubairi mengatakan, yang sebelumnya Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) perlu berobat ke layanan kesehatan seminggu hingga sebulan sekali, bisa dilakukan hanya tiga bulan sekali bila jumlah virus telah mencapai jumlah minimal dan terkendali. Hal ini tentu dapat membuat pengobatan menjadi lebih efisien dan mudah, mengurangi tingginya angka putus pengobatan di kalangan ODHA.

"Biasanya setelah tiga bulan, paling lama enam bulan, jumlah virusnya akan minimal sekali. Maka pada waktu itu, tidak akan terjadi lagi penularan. Jadi begitu tidak terdeteksi, mestinya tidak perlu datang periksa dan dapat obat antiretroviral (ARV) sebulan sekali, standar internasional juga tiga bulan sekali begitu terkontrol,” ujar Zubairi.

Rekomendasi keempat adalah penyediaan obat tuberkulosis (TBC) sebagai langkah pencegahan. Diketahui, PDHA sangat rentan terinfeksi TBC, sementara ketersediaan obat tersebut sering tidak terpenuhi.

Baca juga:

Edukasi Seks Kurang, Angka HIV/AIDS di Indonesia Bertambah

Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan HIV AIDS
Rekomendasi lainnya adalah pembukaan lapangan pekerjaan yang lebih adil bagi penderita HIV AIDS. (Foto: Unsplash/Claudio Schwarz)

PB IDI juga merekomendasikan pemerintah untuk mengadakan Hari Tes HIV Nasional yang secara resmi dimasukkan dalam kalender Indoensia guna deteksi lebih masif.

Rekomendasi lainnya adalah pembukaan lapangan pekerjaan yang lebih adil bagi penderita HIV/AIDS. Stigma negatif terhadap ODHA hingga saat ini sangat memengaruhi kehidupan mereka, termasuk dalam hal mencari penghasilan hidup.

"Jadi untuk semua rekomendasi tersebut, tentu diperlukan kesamaan pendapat untuk dikerjakan secara nasional. Perlu koordinasi, perlu kerja sama tim yang lebih baik agar target menghentikan masalah AIDS di 2030 dapat tercapai,” tutup Zubairi. (and)

Baca juga:

Stop Stigma AIDS, Billy Porter Ungkap 14 Tahun Hidup dengan HIV

#Kesehatan #Hari AIDS Sedunia #HIV/AIDS #Peduli HIV/AIDS
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan