Wacana Presiden Alternatif Disebut Mimpi di Siang Bolong, Wah Kenapa Ya?

Rabu, 03 Januari 2018 - Luhung Sapto

MerahPutih.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut wacana memunculkan presiden alternatif selain Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang, seperti bermimpi di siang bolong.

Alasannya, Parpol tidak mampu menyajikan menu pilihan yang bervariasi, justru memangkas calon melalui regulasi dan aturan.

"Bukan berani atau gak berani, itu tadi aturannya. Prakteknya dipotong di hulu. Praktek ini gak sehat buat demokrasi kita, kita disediakan menu sesuai parpol," katanya saat mengisi diskusi publik 'Dari seberang istana 2019, Selain Jokowi dan Prabowo, Siapa Berani?' di Jalan Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (3/1).

Dahnil mengumpamakan praktek politik tanah air seperti diterangkan dalam teori ekonomi tidak pernah masuk pasar kompetitif, pasar politik yang bersifat oligopoli.

"Inilah bukti bahwa pasar politik kita kalau pakai teori ekonomi tidak pernah masuk pasar politik yang kompetitif pasar politik kita memang oligopoli sampai detik ini," kata dia.

Sehingga, berharap komoditas dan produk pilihan yang banyak itu seperti mimpi di siang bolong, karena sudah di potong sejak dari hulu.

"Inilah yang disebut ada mismatch kepentingan antara publik dengan parpol ini ada kartel, parpol kita dikuasai kartel kartel," tukas dia.

Menurut Dahnil, jika saja kran regulasi dibuka selebar-lebarnya bagi siapa saja yang mau mencalonkan diri menjadi presiden, diyakini akan memunculkan banyak capres alternatif.

"Kalau sudah dibuka krannya, saya yakin banyak nyalonin. Oleh sebab itu, gak ada parpol yang mengusung ideoligi demokratis. Sudah seperti korporasi semua. Tidak ada calon alternatif kalau regulasinya seperti ini," tandasnya. (Fdi)

Baca juga berita terkait presiden alternatif di sini: Pilpres 2019, Masyarakat Ingin Ada Calon Alternatif

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan