Vaksin Khusus Lansia Masuk Surabaya, 98 Kiai Jadi Prioritas
Selasa, 23 Februari 2021 -
Merahputih.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong vaksinasi. Kali ini, vaksin Sinovac ditujukan untuk para lansia. Waktu pemberian dosis pertama dan kedua pun berbeda dengan sasaran umum, yakni 28 hari.
“Kalau orang umum pemberian dosis kedua dilakukan 14 hari setelah dosis pertama, namun khusus untuk lansia pemberian dosis kedua dilakukan setelah 28 hari pemberian dosis pertama,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa (23/2).
Baca Juga:
Ketersediaan Terbatas, Vaksinasi COVID-19 bagi Lansia Bakal Dilakukan Bertahap
Khofifah berharap, proses vaksinasi di Provinsi Jatim berjalan dengan sukses dan lancar. Hal itu sebagai bagian dari ikhtiar bersama dalam mencegah penyebaran COVID-19 secara lebih signifikan.
Tetapi, di saat yang sama harus tetap menjaga 3M dan disiplin protokol kesehatan. Kali ini, targetnya adalah 98 Kiai, tokoh NU dan masyarakat yang masuk kategori lansia. Dari 98 Kiai NU tersebut yang mendapatkan suntikan vaksin, 19 diantaranya disuntik di kantor PWNU Jatim.
"Banyaknya ulama NU yang mendapatkan suntik vaksin Sinovac menunjukkan bahwa vaksinasi ini halal dan maslahah untuk menekan penyebaran COVID-19," lanjut Khofifah.
Sementara Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jawa Timur, Dr Joni menjelaskan, sejauh ini proses vaksinasi di Jatim tidak ada kejadian fatal. "Alhamdulillah," ucapnya.
Dr. Joni menerangkan, di dunia termasuk di Jawa Timur selama vaksinasi menunjukkan penurunan kasus COVID-19 di samping Pemprov Jatim menerapkan PPKM dan PPKM mikro.
Baca Juga:
Di tempat yang sama, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar menyatakan, vaksinasi ini merupakan upaya wajib yang dilakukan untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Apalagi, Kiai dan ulama merupakan sosok yang banyak berinteraksi dengan umat, jamaah dan santri.
"Ini sebagai ikhtiar Zahir yang wajib dilakukan, meskipun takdir semuanya dari ALLAH S.W.T. yang jelas vaksin ini halal dan maslahah untuk kita semua," kata Kiai Marzuqi. (Budi Lentera/Jawa Timur)