Tua Renta Tidak Boleh Divaksin COVID-19

Jumat, 05 Maret 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pemerintah menggulirkan program vaksinasi Covid-19 untuk orang lanjut usia (lansia). Lansia dinilai golongan masyarakat yang paling rentan di masa pandemi ini. Hanya saja, tidak semua lansia boleh divaksin.

Dokter Spesialis Geriatri Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Lazuardhi Dwipa mengatakan, ada 5 kerentanan yang menunjukkan bahwa lansia tersebut sangat uzur dan tidak memungkinkan mendapat vaksin COVID-19.

Baca Juga:

Lima Persen Lansia di Jakarta Telah Divaksin COVID-19

5 kerentanan ini meliputi, gampang lelah, kelemahan otot, kemampuan berjalan (mobilisasi), kehilangan berat badan, dan memiliki penyakit atau komorbid lebih dari satu, misalnya darah tinggi, diabetes, jantung, dan lain-lain.

5 kerentanan tersebut disingkat “Rapuh” yang merupakan kependekan dari resisten kekuatan ototnya, gampang lelah yang menunjukan adanya depresi tersembunyi, penyakit degeneratif, usaha berjalan sulit, hilang berat badan lebih dari 5 persen dalam setahun.

Jika ada lansia yang punya kriteria tersebut, dia sudah tergolong tua renta. 5 kerentanan ini bisa menjadi petunjuk dalam pemberian vaksin Covid-19. Dari 5 kerentanan itu, kalau ada 3 saja pada lansia maka dia tidak direkomendasikan mendapat vaksin COVID-19.

“Tiga kerentanan tersebut mudah dikenali baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat awam. Misalnya, ga bisa naik anak tangga, tidak bisa jalan sampai 100 meter, berat badan turun,” terang Lazuardhi Dwipa, saat dihubungi wartawan, baru-baru ini.

3 Kriteria yang menjadi rekomendasi vaksin COVID pada lansia ini juga direkomendasikan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) kepada BPOM maupun Kementerian Kesehatan yang menjalankan vaksinasi Covd-19.

Lazuardhi Dwipa, SpPD-KGer yang juga Ketua Divisi Geriatri RSHS Bandung menuturkan, dengan kriteria tersebut ada kekhawatiran akan semakin sedikit lansia yang bisa divaksin. Sehingga akan menyulitkan target herd immunity atau kekebalan masyarakat dari Covid-19.

Namun ia menegaskan, tua renta dengan 3 maupun 5 kriteria kerentanan jumahnya tidak banyak dibandingkan dengan jumlah lansia yang sehat dan bisa divaksin.

Ia menyebut, data dari rumah sakit pusat rujukan RS Sanglah, Bali, jumlah lansia dengan 3-5 kerentanan hanya 25 persen.

“Jadi kalau kita gunakan kriteria ini, tidak akan ganggu herd immunity. Dari 10 lansia diperkirakan 9 masih bisa divaksin,” katanya.

Vaksinasi. (Foto: Sekretariat Presiden)
Vaksinasi. (Foto: Sekretariat Presiden)

Ia menambahkan, prevalensi tua renta juga tidak terlalu tinggi jumlahnya. Tua renta merupakan orang tua yang sudah sangat renta dan dapat dilihat dari kondisi fisiknya. Misalnya, lambat, bongkok, kurus, dan lain-lain.

Pada penelitian vaksin apa pun, lanjut dia, orang tua renta tersebut tidak akan dilibatkan. Sebab, penelitian vaksin pada tua renta tidak akan menghasilkan efikasi atau kemanjuran yang baik.

Untuk meneliti efikasi vaksin diperlukan relawan yang tidak renta. Orang yang sudah renta akan mengalami banyak penurunan sistem kekebalan tubuh dan respons yang tumpul. Kalaupun dia diberi vaksin, organ di dalam tubuhnya tidak akan banyak merespons.

“Semakin renta efektifitas makin jelek, karena tidak ada respons. Jadi lansia aktif kan banyak, yang masih bisa senam, ke pasar, banyak itu kenapa tidak dipriorotaskan yang divaksin,” paparnya. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Vaksinasi Corona Massal Lansia di Solo Dimulai, 6.826 orang Disuntik Sinovac

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan