Serangan Israel Bunuh 85 Warga Palestina di Tengah Seruan Damai PBB
Kamis, 25 September 2025 -
MerahPutih.com - Serangan terbaru militer Israel menewaskan sedikitnya 12 warga Palestina, termasuk tujuh perempuan dan dua anak-anak di Stadion al-Ahli di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza.
Stadion yang difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi keluarga pengungsi Palestina itu menjadi sasaran serangan udara militer Israel.
“Saya hanya membawa apa yang ada di tangan saya. Saya pergi tanpa apa-apa,” kata Najwa, seorang perempuan pengungsi dari Kota Gaza, usai serangan udara itu, kepada Al Jazeera, dikutip Kamis (25/9).
Baca juga:
Tank Israel Tewaskan 36 Warga Gaza Ketika Dunia Fokus ke Sidang Umum PBB
Serangan itu terjadi di tengah seruan gencatan senjata dari para pemimpin dunia dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di New York. Meski demikian, Israel tetap melanjutkan operasi militernya di Gaza.
Serangan Israel di Gaza meningkat tajam dalam 24 jam terakhir, dengan sedikitnya 85 warga Palestina dilaporkan tewas di berbagai wilayah.
Jumlah korban tewas ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan hari sebelumnya, sekaligus memicu lonjakan jumlah pengusi warga Palestina.
“Kami ketakutan. Transportasi mahal. Kami tidak mampu membawa barang-barang kami,” tandas pengungsi Palestina itu.
Baca juga:
Dunia Internasional Mengecam Israel
Perang di Gaza menjadi sorotan utama dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengecam keras tindakan Israel, menyebut pembunuhan anak-anak sebagai kejahatan yang tidak dapat dibenarkan.
Begitu pula Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa menyerukan gencatan senjata segera dan menyatakan solidaritas penuh dengan rakyat Gaza.
Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengungkapkan pembicaraan damai sedang berlangsung merujuk “Deklarasi New York” yang didukung oleh 142 negara. “Bahkan negara-negara yang dekat dengan posisi Israel mulai menyadari bahwa perang ini tidak bisa terus berlanjut,” tandasnya.
Baca juga:
Utusan khusus AS Steve Witkoff menyatakan optimisme terobosan diplomatik akan segera diumumkan. Dia juga mengonfirmasi rencana perdamaian 21 poin dari Presiden Donald Trump telah disebarkan kepada para pemimpin dunia.
Namun, upaya perdamaian sebelumnya terhambat tindakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang disebut memerintahkan pembunuhan para pemimpin Hamas di Doha, serta menolak kesepakatan gencatan senjata terbaru.
PM Netanyahu sendiri kini menghadapi surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan perang. (*)