Santuy Aja, Hadapi Mulut Julid Kerabat saat Lebaran
Selasa, 18 Mei 2021 -
DI negeri aing, silaturahim Lebaran jadi ajang kepo. Mungkin karena sudah lama enggak ketemu, sekalinya jumpa, segala hal pengin ditanya, dikomentari, bahkan ujung-ujungnya jadi julid. Awalnya manis tanya kabar, makin lama masuk deh ke urusan pacar, nanya kapan nikah, sampai yang paling ribet nih nanya besaran penghasilan. Udah kayak petugas sensus.
Alih-alih menunjukkan kepedulian, semua pertanyaan itu malah annoying buatmu. Opor yang masuk ke kerongkongan pun seketika berubah menjadi kerikil kala pertanyaan unfaedah tertuju kepadamu.
Buat kamu yang sering ‘diteror’ pertanyaan unfaedah, momen silaturahim Lebaran jadi mengerikan. Makan tak enak, jawab pun gelisah.
BACA JUGA:
Jurus Ampuh Tolak Saudara Yang Ingin Sentuh Bayi Kita Pas Lebaran
Sejujurnya nih, kamu berhak banget untuk tidak terpengaruh oleh ucapan mereka, semengganggu apa pun itu. Kamu juga boleh kok enggak menjawab, sedikit ngeles dari pertanyaan itu. Namun, di dalam hati, kamu harus berdamai. Maafkan mereka yang julid saat silaturahim Lebaran. Kan lagi momen maaf-maafan ya.
Biar memaafkannya total, cobain deh cara berdamai dengan diri sendiri dan memaafkan kejulidan kerabat.
1. Tersenyumlah

"Jangan kelamaan pilih-pilih lo! Nanti jadi perawan tua." Si tante kalo ngomong enteng benar ya. Ia enggak tahu aja kamu baru aja patah hati setelah putus dari pacar yang sudah jalan 10 tahun karena doi lebih milih nikah sama sahabat kamu.
Nah, daripada buang-buang energimu untuk memikirkan omongan si tante, lebih baik tersenyum saja. Menanggapi hanya dengan senyum mungkin tak akan menghentikan si tante untuk komentar lebih jauh, tapi hal itu bisa melegakan hatimu. Fokus saja kepada dirimu dan perasaanmu.
2. Maafkan

"Ih kamu ngapain sih kerjanya cuma diem di kamar doang, gambar-gambar. Anak tante itu lo, sekarang udah jadi CPNS. Kamu enggak tertarik?" tanya si tante dengan penuh nada sok tahu.
Tanpa mereka tahu, kamu ialah pekerja lepas dengan penghasilan ratusan bahkan ribuan dolar dari klien yang tersebar di mancanegara. Untuk komentar model begini, tak ada pilihan lain selain maafkan aja ya. Mereka kurang teredukasi dan minim referensi. Di generasi mereka, bekerja dari rumah atau pilihan sebagai pekerja lepas kan tidak sepopuler itu. Menjadi PNS merupakan pekerjaan yang tampak menjanjikan di mata mereka.
3. Lupakan

"Ih kamu makin item aja sih! Keseringan main di pantai tuh," ujar mulut nyinyir budemu. Di enggaka tahu bahwa kulit hitammu bukti seberapa menyenangkannya diving di Raja Ampat.
Daripada langsung merasa insecure karena warna kulit dan melupakan pengalaman seru di baliknya, cobalah untuk melupakan komentar mereka. Komentar negatif tidak memotivasimu dan justru menjatuhkanmu.
4. Lanjutkan Hidup

Mereka tidak bersama denganmu 24 jam. Mereka hanya bertemu kamu kurang dari seminggu. Jangan biarkan ucapan mereka jadi memengaruhi hidupmu di masa depan. Tetap lanjutkan hidupmu.
Ingatlah, saat bersilaturahim, kamu tetap bersikap baik dan sopan ya semenyebalkan apa pun mereka.(Avia)