Revolusi Transportasi Jakarta: Transjakarta Jadi Penggerak Kota Hijau dan Cerdas
Rabu, 05 November 2025 -
MERAHPUTIH.COM - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus memperkuat peran mereka sebagai tulang punggung mobilitas Kota Jakarta sekaligus penggerak ekonomi hijau dan inklusif. Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yusa mengklaim perusahaan kini tidak hanya berfokus pada layanan transportasi publik, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan ekonomi, dan inklusi sosial.
Menurutnya, konsep keberlanjutan Transjakarta dirumuskan dalam tiga nilai utama, yaitu bersih, berdaya, dan bestari.
"Kami modifikasi ESG menjadi konsep bersih, berdaya, dan bestari. Bersih tanggung jawab kita untuk menghadirkan transportasi yang ramah lingkungan melalui elektrifikasi armada dan kontribusi dalam mengurangi emisi," kata Welfizon di Jakarta, Selasa (4/11).
"Berdaya dari aspek ekonomi, keberpihakan terhadap ekonomi lokal dan koperasi. Dan yang terakhir bestari, dari aspek sosial, menciptakan layanan transportasi yang mudah diakses dan setara untuk semua kalangan," lanjutnya,
Baca juga:
DPRD DKI Dukung Peningkatan Layanan Transjakarta Menuju 5 Abad Jakarta
Welfizon menyebut hingga kini Transjakarta telah menanam lebih dari 50.000 pohon mangrove bersama pelanggan sebagai bagian dari komitmen terhadap lingkungan. Selain itu, proses elektrifikasi armada juga terus berjalan menuju target 100 persen bus listrik pada 2030.
"Elektrifikasi armada terus kami jalankan untuk mencapai 2030 sudah 100 persen, dan di samping mendapatkan penurunan dari sisi emisi, ternyata kami juga bisa mendapatkan efisiensinya. Jadi tidak semuanya yang kalau mau hijau itu harus mahal. Dalam konteks ini, hijaunya dapat, efisiensinya juga dapat," jelasnya.
Welfizon memaparkan arah strategi Transjakarta di masa depan melalui konsep triple S, yaitu service, strategic partnership, dan sustainability.
"Strateginya simpel, triple S, yang pertama yakni service, fokus kepada pelanggan. Meskipun ini public service, voice of customer menjadi hal yang sangat penting. Kedua strategic partnership, strategi kami untuk bisa tumbuh di era kolaborasi. Tidak semua kompetensi harus dimiliki, tapi yang kami dorong yakni kolaborasi dengan mitra strategis, dan yang ketiga yaitu sustainability (keberlanjutan)," jelasnya.
Dalam konteks kemitraan strategis, Transjakarta tidak lagi memandang penyedia layanan sebagai vendor semata, tetapi sebagai mitra sejajar. "Kami tidak melihat mereka sebagai penyedia yang kami bayar, tapi sebagai strategic partnership, sehingga dimungkinkan untuk reciprocal business (bisnis timbal balik), tidak hanya satu arah," kata Welfizon.
Selain itu, Transjakarta kini juga mempercepat digitalisasi sistem layanan dan operasional. Welfizon menegaskan, digitalisasi tidak hanya bertujuan meningkatkan kenyamanan pelanggan, tetapi juga efisiensi dan tata kelola. "Fokus kami di transformasi digital ada tiga, yaitu service, efisiensi operasional, dan governance," imbuhnya.
Selain itu, Transjakarta mengembangkan sistem internal Syntra, yaitu platform yang dibangun tim IT internal perusahaan untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis. "Pendekatan kami dalam transformasi digital belajar dari beberapa perbankan. Kami menggunakan internal development. Jadi kami punya tim IT yang kemampuannya cukup baik untuk bikin sendiri" terang Welfizon.
Transjakarta juga menerapkan sistem Driver Management System (DMS) dan Advanced Driver Assistance System (ADAS) untuk meningkatkan keselamatan.
"Di 398 unit yang kami punya saat ini sudah dipasangkan kamera CCTV yang bisa mendeteksi pramudi. Kalau (pramudi) sudah menguap (tanda kantuk) beberapa kali, itu di command center langsung pop up. Kalau tidak pakai seatbelt atau pakai ponsel juga langsung terdeteksi," pungkasnya.(Asp)
Baca juga:
Transjakarta Targetkan 400 Juta Pelanggan di 2025, Siapkan Fase Smart Mobility untuk Jakarta