Punya Perda Kawasan Tanpa Rokok, Bandung Ingin Raih Kota Layak Anak Utama
Selasa, 04 Mei 2021 -
MerahPutih.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan sebagai kota penyandang predikat Kota Layak Anak Utama. Untuk menyandang predikat, praktik layak anak harus dimulai di level RT, RW, Kelurahan, Kecamatan.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, anak merupakan bagian dari pembangunan sumber daya manusia Kota Bandung. Selama 2 tahun berturut-turut Kota Bandung memperoleh predikat Nindya dalam penilaian kota layak anak tahun.
Baca Juga:
Kasus Kekerasan Anak di Medan Capai 80 Kasus
"Kini Kota Bandung berharap bisa meningkatkannya menjadi Kota Ramah Anak Utama," ujarnya di Bandung, Senin (3/5).
Ema mengatakan, untuk mewujudkan kota layak anak, perlu kolaborasi pentahelix dengan mengintegrasikan segala potensinya dan sangat mungkin untuk menggerakan pentahelix terutama bidang pendidikan, sarana dan prasarananya yang sangat mendukung.
Selain itu, di dunia usaha, ada sejumlah BUMN dan BUMD yang beroperasi di Kota Bandung. Perusahaan itu sangat memungkinkan untuk mengelontorkan dana CSR-nya.
"Itu bisa langsung berhubungan bagi kemanfaatan dan mendukung Kota Bandung layak anak,” jelasnya.
Ema mengatakan, dukungan dalam mewujudkan Bandung sebagai kota layak anak adalah peran dan tanggung jawab bersama.
"Karena sifatnya multi dan lintas sektoral maka perlu kolaborasi dan koordiansi dari seluruh organisasi perangkat daerah," katanya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung Rita Verita berharap tahun 2021 Kota Bandung bisa memperoleh predikat utama dalam penilaian kota layak anak.
Ia mengungkapkan, berdasarkan evaluasi tahun lalu, Kota Bandung tidak bisa memperoleh predikat utama karena belum memiliki Perda kawasan tanpa rokok. Termasuk banyak iklan rokok di jalan.
"Namun hal itu kini bisa teratasi karena Kota Bandung telah memiliki Perda No. 10 Tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Adanya Perda, harapanya tahun 2021 Kota Bandung bisa mendapatkan predikat Utama," katanya. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca Juga:
BMI Prihatin Kekerasan Anak Terus Terjadi