PT Nindya Karya Segera Diadili Atas Kasus Korupsi Proyek Dermaga Sabang
Kamis, 30 Desember 2021 -
MerahPutih.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merampungkan berkas perkara PT Nindya Karya (Persero), Kamis (30/12).
Perusahaan pelat merah itu merupakan tersangka korporasi dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan dermaga bongkar pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang.
Baca Juga
KPK Periksa PT Nindya Karya Terkait Kasus Korupsi Proyek Dermaga Sabang
Tim penyidik KPK juga telah merampungkan berkas perkara PT Tuah Sejati yang bersama Nindya Karya menjadi tersangka korporasi dalam kasus dugaan korupsi tersebut.
"Telah dilaksanakan penyerahan tersangka dan barang bukti (tahap dua) dengan tersangka korporasi yaitu PT NK (Nindya Karya) Persero yang diwakili oleh Plt Direktur Utama PT NK Persero dan PT TS (Tuah Sejati) yang diwakili oleh Direktur Utama PT TS, dari tim penyidik ke tim jaksa karena berkas perkaranya telah dinyatakan lengkap," kata Plt Jubir KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis.
Dengan pelimpahan ini, PT Nindya Karya akan menjadi perusahaan BUMN pertama yang diadili atas perkara korupsi.
Jaksa KPK kini akan menyusun dakwaan PT Nindya Karya dalam waktu 14 hari kerja. Setelah rampung, dakwaan itu bakal diserahkan ke pengadilan.
"Persidangan diagendakan di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat," kata Ali.
Baca Juga
Adapun kasus yang menjerat PT Nindya Karya dan PT Tuah Sejati merupakan pengembangan dari penyidikan tersangka sebelumnya, yakni Kepala PT Nindya Karya Cabang Sumut dan Nangroe Aceh Darussalam, Heru Sulaksono, PPK Satker Pengembangan Bebas Sabang, Ramadhany Ismy, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang, Ruslan Abdul Gani, dan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang, Teuku Syaiful Ahmad.
Dalam kasus ini, PT Nindya Karya, perusahaan BUMN pertama yang menyandang status tersangka korporasi, bersama PT Tuah Sejati diduga terlibat merugikan negara sekitar Rp 313 miliar dari nilai proyek pembangunan Dermaga Bongkar pada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang sebesar Rp 793 miliar.
PT Nindya Karya disebut mendapat keuntungan sebesar Rp44,68 miliar. Sementara PT Tuah Sejati diduga mendapat keuntungan sebesar Rp 49,9 miliar. Untuk kepentingan penyidikan kasus ini, KPK telah menyita sejumlah aset milik PT Tuah Sejati senilai sekitar Rp 20 miliar.
Sejumlah aset itu, yakni satu unit SPBU, satu unit SPBN di Banda Aceh, dan satu unit SPBE di Meulaboh. Selain itu, KPK juga telah memblokir rekening PT Nindya Karya senilai Rp 44 miliar. (Pon)
Baca Juga