PSI DKI Kesal dengan Pemprov, Fogging DBD Dilaksanakan Kalau Sudah Ada Korban
Rabu, 16 April 2025 -
MerahPutih.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, August Hamonangan, menyoroti sikap Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI perihal kegiatan fogging dalam penanganan demam berdarah dengue (DBD) warga ibu kota.
Sebab, August menerima laporan warga bahwa fogging di lingkungannya baru akan dilakukan oleh petugas kalau sudah ada korban nyamuk DBD yang jatuh. Padahal, warga setempat melaporkan bahwa nyamuk yang ada di lingkungannya sudah banyak.
"Kami menerima aduan dari warga di Jakarta Selatan bahwa lingkungannya baru akan di-fogging kalau sudah ada orang yang jadi korban dari nyamuk DBD," kata August di Jakarta, Rabu (16/4).
Ia menyayangkan kebijakan tersebut karena dinilai bisa membahayakan warga. Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus bergerak proaktif dalam mencegah terjadinya DBD.
"Sikap pihak yang berwenang dalam kasus ini sangat disayangkan. Ada korban DBD dahulu baru dilakukan fogging bukanlah syarat mutlak. Harusnya, petugas bergerak lebih proaktif lagi untuk mencegah jatuhnya korban," tegasnya.
Baca juga:
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
August mengungkapkan bahwa ia telah berkoordinasi dengan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Kapuskesmas) Pancoran dan Wali Kota Jakarta Selatan untuk segera menindaklanjuti kendala ini.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Jakarta Selatan dan Kapuskesmas di Pancoran mengenai masalah ini. Warga sudah menjerit ingin lingkungannya di-fogging untuk menjaga keluarganya dari nyamuk DBD. Sehingga, petugas harus segera melakukannya tanpa ditunda-tunda lagi," tuturnya.
Baca juga:
Puncak Kasus DBD Terjadi April, Dinkes DKI Siapkan Strategi ini
Beriringan dengan dilakukannya fogging, August juga meminta Pemprov DKI Jakarta untuk membersihkan lingkungan-lingkungan pemukiman warga dari genangan air dan tumpukkan sampah yang bisa menjadi tempat nyambuk DBD berkembang biak.
"Aduan tersebut datang dari tempat yang belum lama ini terkena oleh banjir. Sehingga, ada genangan-genangan air muncul di beberapa tempat yang tidak memiliki saluran air baik. Genangan itu harus dikeringkan agar tidak menjadi tempat nyamuk-nyamuk DBD ini betelur," paparnya.
"Kemudian, sampah-sampah yang menumpuk di beberapa tempat pemukiman warga juga harus segera dibersihkan. Benda-benda seperti kaleng yang sudah terbuka bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk DBD jika terendam oleh air," lanjutnya.
August berharap Pemprov DKI Jakarta bertindak preventif dalam menghadapi isu DBD di Jakarta. Menurutnya, langkah tersebut penting untuk menyelamatkan penduduk di ibu kota. (Asp)