Pria Juga Alami Baby Blues, Ini Alasannya dan Gejalanya
Senin, 04 November 2024 -
Merahputih.com - Kondisi depresi pascamelahirkan tak hanya dialami ibu, ternyata studi membuktikan ayah juga mengalami hal serupa. Fenomena tersebut dikenal sebagai daddy baby blues. Beberapa perkiraan menyebutkan prevalensi depresi pascapersalinan pada pria terjadi 1 dari 4 orang.
Penelitian menyebutkan sekitar 1 dari 10 pria juga berjuang dengan kesehatan mental mereka selama tahun-tahun awal mengasuh anak.
Menurut laman The Calda Clinic, kondisi daddy baby blues dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pengalaman melahirkan yang negatif, kurang tidur (ritme sirkadian terganggu), rasa tanggung jawab yang luar biasa, kesulitan menjalin ikatan dengan bayi.
Hal tersebut termasuk perubahan signifikan pada rutinitas dan gaya hidup, stres hubungan, tekanan keuangan, munculnya kembali trauma masa kecil.
Baca juga:
Baby Blues, Sindrom Perubahan Mood pada Ibu yang Baru Melahirkan
Selain itu, pria mungkin lebih mengalami perasaan tertekan jika pasangannya menderita depresi pascapersalinan. Menurut studi, sekitar 50 persen pria yang memiliki pasangan yang didiagnosis dengan depresi pascapersalinan akan mengalami depresi juga.
Penelitian juga menyoroti riwayat depresi, perselisihan perkawinan, dan kehamilan yang tidak diinginkan sebagai faktor penyebab lainnya.
Baca juga:
Supaya kehidupan rumah tangga beserta anggota keluarga baru sejahtera, baiknya saling mengenali tanda-tanda dari daddy baby blues.
Menurut laman Mayoclinic, ayah yang mengalami baby blues menunjukan perilaku merasa sedih, lelah, kewalahan, cemas, atau mengalami perubahan dalam pola makan dan tidur mereka. Gejala-gejala ini sama dengan yang dialami ibu dengan depresi pascapersalinan.
Baca juga:
Disarankan untuk segera menemui ahli kesehatan terkait untuk penanganan lebih cepatnya. Apalagi kondisi gejalanya menunjukan tidak ads perbaikannya setelah dua minggu. Situasi makin memburuk.
Lalu penderita jadi kesulitan merawat bayi. Membuat sulit menyelesaikan tugas sehari-hari. Sertakan pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi. (Tka)