Perubahan Iklim Drastis di 2023 Dipicu Ulah Manusia

Senin, 21 Agustus 2023 - P Suryo R

SAAT ini mungkin sebagian orang merasakan perubahan iklim yang tak menentu. Terkadang bisa sangat panas dan seketika hujan.

Cuaca ekstrem yang terjadi ini akibat adanya perubahan iklim secara drastis di belahan Bumi lainnya.

Baca Juga:

Berkonsep Ramah Lingkungan, Gerai Kopi di Uluwatu Gunakan Kayu Bali dan Bambu

iklim
Gunung es yang mencair semakin meningkat setia tahunnya. (Unsplash/William Bossen)

Perubahan iklim drastis yang terjadi tidak jauh dari perilaku dan aktivitas manusia. Melalui hal tersebut, dalam minggu ini PBB merilis laporan besar tentang perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia akibat aktivitas manusia. Menurut dosen di Institut Grantham Bonnie Waring, yang dilansir dari BBC, tidak ada waktu untuk solusi yang lebih mudah lagi bagi menangani masalah ini untuk hidup dengan bebas karbon.

Para ilmuwan juga melacak keadaan dari perubahan iklim yang drastis terdiri dari beberapa indikator. Berikut beberapa indikator penyebab perubahan iklim yang ekstrem.

CO2 meningkat


Pada 2022 menurut observatorium di Mauna Loa, Hawaii, jumlah emisi karbon CO2 sebanyak 417,2ppm pertahunnya. Namun, untuk dipertengahan tahun 2023 ini saja sudah mencapai 419,2ppm. Terakhir untuk sampai di angka 400ppm, Bumi merasakannya sekitar 40 juta tahun yang lalu.

Dampak dari CO2 di antaranya adalah mual, diare dan detak jantung meningkat. Jika dalam kasus yang parah, maka bisa terjadi koma dan bahkan kematian. Oleh karena itu, para ilmuwan tidak akan terbayang kalau sampai 600ppm per tahunnya.

Baca Juga:

Konservasi Penyu di Parigi Pangandaran Memberikan Pemahaman Perlindungan Alam

iklim
Semakin banyak penebangan liar di hutan hujan Amazon menyebabkan meningkatnya karbon. (Unsplash/Dave Hoefler)

Hutan

Menanam pohon memang menjadi gerakan yang paling ampuh untuk menyelamatkan Bumi. Pohon dapat menyaring karbon. Namun, dibalik penanaman pohon yang banyak digaungkan, pembabatan hutanmasih saja terjadi. Bahkan jauh lebih sering ketimbang menanam pohon.

Salah satu hutan yang saat ini sedang dikhawatirkan, yaitu Amazon. Memiliki pohon yang sudah berumur tua menjadikan tujuan para pebisnis untuk mengambil kayu dari Amazon. "Ini adalah titik kritis di mana kita melihat jenis ekosistem yang berbeda di lembah Amazon yang menjadi lebih seperti sabana daripada hutan hujan yang sangat kami khawatirkan." tegas Waring.

Es mencair

Mencairnya es di Antartika tidak hanya terjadi karena perubahan iklim. Tapi juga pemicu perubahan iklim yang terjadi di Bumi. Dengan suhu bumi dan air laut yang menjadi lebih hangat mengakibatkan es mencair, dan mengalami kenaikan. Tahun lalu tercatat terjadi pencairan seluas 772 ribu kilometer persegi. Kemudian bertambah luas menjadi 1,14 juta kilometer persegi per 13 Februari 2023.

Lapisan es Antartika Timur dapat menyebabkan potensi kenaikan permukaan laut sekitar 52 m (170 kaki), dibandingkan dengan lapisan es Antartika Barat yang hanya 3-4 m (10-13 kaki). (mro)

Baca Juga:

Dampak Bila Gajah Terlalu Sering Dijadikan Tunggangan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan