Dampak Bila Gajah Terlalu Sering Dijadikan Tunggangan

P Suryo RP Suryo R - Senin, 07 Agustus 2023
Dampak Bila Gajah Terlalu Sering Dijadikan Tunggangan

Gajah tidak didesain menjadi tunggangan. (Unsplash/Bisakha Datta)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KEBUN binatang, selain melihat beragam jenis binatang yang hidup di seluruh dunia, mereka juga menyajikan atraksi dari hewan-hewan yang dianggap 'pintar', baik hewan yang ada di darat atau air.

Salah satu yang kerap kali diberikan oleh kebun binatang adalah mengelilingi obyek wisata sembari menunggangi hewan, salah satunya yang biasanya digunakan adalah gajah. Namun, siapa sangka jika terlalu sering menjadi tunggangan dapat memberikan efek samping yang besar pada gajah di masa datang.

Baca Juga:

Atraksi Hewan Itu Menghibur, Tapi. . .

gajah
Gajah tidak untuk menjadi tunggangan. (Unsplash/Geranimo)

Kondisi yang menyedihkan dialami oleh salah satu gajah di Thailand. Laman CNN memberitakan, ada gajah betina yang sudah berumur 71 tahun dengan keadaan bagian punggung sampai kebelakang mengalami kecacatan. Ini disebabkan lebih dari 25 tahun hidupnya membawa para turis berjalan-jalan. Gajah Bernama Pai Lin ini juga dikabarkan pernah membawah sebanyak enam orang sekaligus.

"Punggung Pai Lin masih memiliki bekas luka dari titik tekanan lama. Tekanan terus menerus pada tubuh (gajah) ini dapat merusak jaringan dan tulang di punggung mereka. Menyebabkan kerusakan fisik yang tidak dapat diperbaiki pada tulang belakang mereka," jelas Wiek perwakilan dari Wildlife Friends Foundation di Thailand (WFFT).

Menurut direktur dan pendiri dari WFFT, Pail Lin dibawa ke tempat perlindungan tersebut pada 2006 setelah bekerja pada industri pariwisata di Thailand. Ia ditinggalkan oleh pemiliknya karena dianggap Pai Lin sudah terlalu lamban dan selalu kesakitan sehingga tidak dapat bekerja lagi.

Baca Juga:

Animal Telepathy, Cara Manusia Berkomunikasi dengan Hewan

gajah
Gajah yang menjadi tunggangan dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan tulang punggung. (Unsplash/David Clode)

Pai Lin memiliki bekas luka yang cukup parah pada tulang punggungnya akibat sering ditunggangi. Akibatnya gajah betina ini mengalami kerusakan fisik permanen. Kini keadaan Pai Lin jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali diselamatkan. Berat badannya bertambah, sayangnya bentuk tulang akibat luka masih bisa terlihat dengan jelas. Meskipun begitu Wiek mengatakan keadaan Pai Lin sudah baik-baik.

Melalui cagar budaya WWFT, Pai Lin sudah dapat menikmati kehidupan sehari-harinya bersama 24 gajah lainnya di pesisir Hua Hin. Namun, Pai Lin sering terlihat sendiri, karena menurut Wiek, gajah tua itu introvert, tetapi senang mendapatkan perhatian orang-orang.

Dengan adanya kisah Pai Lin, Wiek berharap untuk kebun binatang di seluruh penjuru dunia tidak lagi menunggangi Gajah sebagai sarana hiburan, "Penting untuk dipahami bahwa gajah, tidak seperti kuda. Tidak dibiakkan untuk ditunggangi. Mereka bukan hewan peliharaan dan diambil dari alam liar dan disimpan pada kondisi yang mengerikan," katanya. (mro)

Baca Juga:

#Peduli Lingkungan #Hewan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
Gubernur juga menjanjikan sewa gratis dan layanan klinik hewan untuk para pedagang yang bersedia direlokasi ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
ShowBiz
Dari Pengelolaan Sampah hingga Penanaman Mangrove, Synchronize Fest Tegaskan Komitmen Hijau
Synchronize Fest konsisten menjalankan berbagai inisiatif ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif aktivitas urban.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 19 Oktober 2025
Dari Pengelolaan Sampah hingga Penanaman Mangrove, Synchronize Fest Tegaskan Komitmen Hijau
Indonesia
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang per perjalanan dengan tarif tertentu untuk berkeliling
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Lifestyle
Eco Paws, Kampanye Kreatif untuk Masa Depan Lebih Baik
Jakarta Premium Outlets menyerukan kampanye masa depan berkelanjutan lewat aksi nyata Eco Paws.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Eco Paws, Kampanye Kreatif untuk Masa Depan Lebih Baik
Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Pemerintah berharap pengakuan dari WOAH dapat diraih pada 2025
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Indonesia
Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia
Kualitas udara di Jakarta terburuk kedua di dunia, Sabtu (23/8) pagi. Jakarta berada di angka 177 atau masuk kategori tidak sehat.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia
Dunia
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Meski pihak kebun binatang menyebut hewan yang akan dijadikan pakan terlebih dahulu dieutanasia.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Dunia
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Kebun Binatang Aalborg meminta sumbangan ayam, kelinci, dan marmut hidup, yang menurut mereka akan ‘dieutanasia secara lembut’ oleh staf yang terlatih.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Indonesia
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Keberadaan hewan peliharaan bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan bagian dari keseimbangan emosional pemiliknya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Bagikan