Perlawanan Rakyat Lasem, Santri, dan Warga Tionghoa Dipentaskan di Malam Imlek
Rabu, 25 Januari 2017 -
Drama tari persembahan Sanggar Asri Budoyo dan SMA Negeri 1 Lasem bakal memeriahkan panggung malam Imlek, Jumat (27/1) malam, di area Klenteng Po An Bio, Desa Karang Turi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.
Drama tari bertajuk "Harmoni Tri Prawira Jati" ini menggambarkan tentang perjuangan rakyat pribumi Lasem bersama-sama dengan masyarakat Tionghoa dan para santri berperang melawan penjajah Belanda.
Pimpinan Sanggar Asri Budoyo, Karnoto mengungkapkan, dalam cerita ini Adipati Lasem Tumenggung Widyaningrat atau Oei Ing Kiat bersama-sama dengan Tan Kee Wie dan Raden Panjimargono bersatu, sebagai tiga serangkai melawan Belanda. Perang yang kemudian dikenal dengan sebutan perang kuning ini berawal ketika kolonial Belanda di bawah kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membantai puluhan ribu masyarakat Tionghoa yang ada di Batavia, sekitar tahun 1741-1742.
"Pada waktu itu masyarakat Tionghoa yang berada di Batavia menyelamatkan diri ke Lasem. Karena masyarakat Lasem saat itu merasa terusik oleh Belanda, Tumenggung Widyadingrat atau Oei Ing Kiat dan Tan Kee Wie yang merupakan warga Tionghoa, bersama-sama dengan Raden Panjimargono serta kaum santri Lasem melakukan perlawanan. Ini nanti akan dipentaskan di malam Imlek," papar Karnoto kepada wartawan merahputih.com, Widi Hatmoko pada saat melakukan latihan persiapan pementasan tersebut di Tiongkok Kecil Heritage Lasem, Rabu (25/10).
Dalam perang ini, ketiga tokoh Lasem tersebut gugur, kemudian perang diteruskan oleh Kyai Alwi Badawi, yang dalam cerita ini berhasil mengusir penjajah kolonial dari tanah Lasem.
"Tema yang diangkat adalah, menggambarkan tentang kerukunan dan keharmonisan rakyat Lasem, masyarakat Tionghoa dan para santri dalam memerangi penjajah. Yang ingin kita sampaikan, bahwa sejak tahun 1700-an, rakyat Lasem, santri dan warga Tionghoa ini hidup rukun, gotong royong dan saling menolong," katanya.
Ketua Panitia Perayaan Tahun Baru Imlek Lasem, Rudy Hartono (46) mengungkapkan, dalam acara malam Imlek ini akan hadir deputi bidang pengembangan pemuda pada Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Jonni mardizal, pejabat daerah di Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah.
"Pak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, kalau tidak ada kunjungan Pak Jokowi ke Jawa Tengah mudah-mudahan juga hadir," tandasnya.