Penurunan Angka Stunting di Indonesia Kemungkinan Tidak Tercapai
Kamis, 13 Juni 2024 -
MerahPutih.com - Berdasarkan survei Sistem Kesehatan Indonesia, angka stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,6 persen. Padahal pemerintah menargetkan bisa menekan sampai 14 persen di 2024.
Pemerintah mengaku siap merevisi target prevalensi atau penurunan angka stunting pada tahun 2025 jika target prevalensi sebesar 14 persen tidak tercapai pada 2024.
"Target 14 persen- itu target yang maksimal, ambisius ya," kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/6).
Muhadjir menegaskan, target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024 sebenarnya realistis untuk diwujudkan, mengingat realisasi pada 2022 penurunan persentase stunting mencapai 2,8 persen. Namun demikian, penurunan persentase stunting pada 2023 relatif kecil, yakni 0,1 persen.
Baca juga:
DPR Berharap UU KIA Berdampak pada Penurunan Stunting
"Kalau 2023 penurunanny 0,1 persen, kita (pemerintah) cari duduk masalahnya di mana," katanya.
Muhadjir menegaskan, pemerintah tidak akan mengacu pada data survei SKI saja, namun juga memanfaatkan Aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPP-GBM) sebagai triangulasi untuk meningkatkan validitas data capaian program penanggulangan stunting.
EPP-GBM merupakan pencatatan dan pelaporan berbasis masyarakat dengan teknologi elektronik. Mekanisme itu diterapkan sepanjang Bulan Penimbangan Balita yang bergulir mulai Juni 2024 secara serentak di 330.881 posyandu di seluruh daerah.
"Kepastian dan validitas data yang terpenting agar pemerintah dapat menentukan langkah intervensi yang tepat. Yang penting bukan angkanya, tetapi kepastiannya," katanya. (*)