Pengiriman Vaksin COVID-19 Buat Negara Miskin Segera Dimulai
Jumat, 08 Januari 2021 -
MerahPutih.com - Pengiriman vaksin COVID-19 melalui jalur program COVAX yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diperuntukan bagi negara miskin atau negara berpenghasilan rendah dimulai Januari ini.
Direktur Imunisasi WHO Kate O'Brien memaparkan, WHO membutuhkan sekitar USD7 atau sekitar Rp98,3 triliu untuk mengirim cukup vaksin ke negara miskin hingga akhir 2021. Saat ini, program tersebut berhasil mengumpulkan dana sekitar USD6 miliar atau Rp84,3 triliun.
Baca Juga:
Miris, Pelajar Sekolah Dasar Sumbang Pasien COVID-19 Terbanyak di Usia Anak
"Program tersebut telah memiliki akses untuk 2 miliar lebih dosis vaksin. Kami akan mulai mengirimkannya mungkin akhir Januari, dan kalau tidak, pasti awal Februari hingga pertengahan Februari," katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan penandatanganan formulir part B vaksin GAVI COVAX Facility bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk melengkapi dokumen part A yang telah disampaikan kepada GAVI pada 7 Desember 2020.
Melalui penandatanganan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pilihan jenis vaksin COVID-19 bagi masyarakat agar tercipta suasana ketenangan.
Sri Mulyani menegaskan Kementerian Keuangan akan terus memberikan prioritas tertinggi bagi anggaran penyediaan vaksin dan mendukung program vaksinasi yang mencapai lebih dari Rp73 triliun.
Ia mengatakan adanya vaksin gratis dari GAVI COVAX Facility yang berjumlah 108 juta dosis ini sangat membantu pemerintah dari sisi anggaran.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan penandatangan form B dari COVAX Facility merupakan upaya penting bagi Indonesia untuk memperoleh akses atas maksimal 108 juta dosis vaksin gratis dari GAVI.
Adanya akses terhadap 108 juta dosis vaksin GAVI tersebut turut melengkapi komitmen vaksin lain yang telah didapatkan Indonesia yaitu 125 juta dosis Sinovac, 50 juta dosis AstraZaneca, dan 50 juta dosis Novavax.
"Juga dari Pfizer yang dalam waktu dekat akan kami tanda tangani. Sehingga jumlah vaksin bagi 181 juta rakyat Indonesia,” ujarnya. (*)
Baca Juga:
Moderna Klaim Masa Perlindungan Vaksin Sekitar Dua Tahun