Pengguna Rokok Elektrik 5 Kali Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19
Jumat, 14 Agustus 2020 -
SEJAK awal masa pandemi, telah hadir segelintir pertanyaan mengenai kaitan antara vaping dengan COVID-19. Pertanyaan ini wajar menimbulkan keresahan, mengingat Corona merupakan virus yang menyebabkan gangguan pernapasan dan mampu menyebar melalui droplets.

Sebuah penelitian dari Journal of Adolscent Health yang dipublikasikan Selasa (12/8) mengungkapkan kaitan antara penggunaan e-cigarette atau vape dengan risiko COVID-19.
Baca juga:
Self-Quarantine Bagai LDR, Lakukan 4 Cara Pacaran Ala Pandemi Corona!
Para peneliti di Stanford University merekrut 4.351 partisipan pada rentang usia 13-24 tahun dan meminta informasi-informasi seperti pernahkah mereka menggunakan alat vaping atau rokok elektrik, merokok atau nge-vape selama 30 hari terakhir, merasakan gejala COVID-19, atau dites COVID-19.
Dilansir dari Health, data yang dikoleksi dari survei tersebut mengatakan infeksi COVID-19 berkaitan dengan penggunaan rokok elektrik, rokok biasa, dan vape.

Secara spesifik, para peneliti mengetahui pemuda yang nge-vape atau menggunakan rokok elektrik cenderung lima kali lebih berpotensi terkena COVID-19 daripada mereka yang tidak nge-vape. Dan jika mereka nge-vape atau menggunakan rokok elektrik dan merokok biasa, mereka tujuh kali lebih rentan terkena COVID-19.
Meski penelitian ini tidak menyebutkan alasan-alasan dari kesimpulan di atas, tetapi ada beberapa hipotesa mengenai hasil penelitian tersebut.
Baca juga:
Hipmi Jaya Kritik Kebijakan Cukai Hambat UMKM Kuasai Pasar Rokok Eletrik
"Pertama, kita tahu bahwa vaping merusak paru-paru dan sistem imun, jadi bisa jadi para pemuda yang menggunakan e-cigs dan terekspos virus akan lebih dirugikan oleh virusnya," ungkap Bonnie Halpern-Felsher, PhD, profesor pediatri dan direktur penelitian pada divisi kedokteran remaja di Standofd University kepada Health.

Ia juga mengatakan bisa jadi orang-orang yang merokok atau vaping lebih rentan terinfeksi COVID-19 karena mereka biasanya sering berbagi perangkat e-cig mereka. Mereka juga cenderung lebih sering menyentuh mulut dan tangan mereka.
"Dan juga, gumpalan besar aerosol bisa membawa virus ke dalam aeorosol dan kemudian terhirup jauh ke dalam paru-paru," tambahnya. (shn)
Baca juga: