Pengguna Rokok Elektrik 5 Kali Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19
Ilustrasi Vape (Foto: pixabay/lindsayfox)
SEJAK awal masa pandemi, telah hadir segelintir pertanyaan mengenai kaitan antara vaping dengan COVID-19. Pertanyaan ini wajar menimbulkan keresahan, mengingat Corona merupakan virus yang menyebabkan gangguan pernapasan dan mampu menyebar melalui droplets.
Sebuah penelitian dari Journal of Adolscent Health yang dipublikasikan Selasa (12/8) mengungkapkan kaitan antara penggunaan e-cigarette atau vape dengan risiko COVID-19.
Baca juga:
Self-Quarantine Bagai LDR, Lakukan 4 Cara Pacaran Ala Pandemi Corona!
Para peneliti di Stanford University merekrut 4.351 partisipan pada rentang usia 13-24 tahun dan meminta informasi-informasi seperti pernahkah mereka menggunakan alat vaping atau rokok elektrik, merokok atau nge-vape selama 30 hari terakhir, merasakan gejala COVID-19, atau dites COVID-19.
Dilansir dari Health, data yang dikoleksi dari survei tersebut mengatakan infeksi COVID-19 berkaitan dengan penggunaan rokok elektrik, rokok biasa, dan vape.
Secara spesifik, para peneliti mengetahui pemuda yang nge-vape atau menggunakan rokok elektrik cenderung lima kali lebih berpotensi terkena COVID-19 daripada mereka yang tidak nge-vape. Dan jika mereka nge-vape atau menggunakan rokok elektrik dan merokok biasa, mereka tujuh kali lebih rentan terkena COVID-19.
Meski penelitian ini tidak menyebutkan alasan-alasan dari kesimpulan di atas, tetapi ada beberapa hipotesa mengenai hasil penelitian tersebut.
Baca juga:
Hipmi Jaya Kritik Kebijakan Cukai Hambat UMKM Kuasai Pasar Rokok Eletrik
"Pertama, kita tahu bahwa vaping merusak paru-paru dan sistem imun, jadi bisa jadi para pemuda yang menggunakan e-cigs dan terekspos virus akan lebih dirugikan oleh virusnya," ungkap Bonnie Halpern-Felsher, PhD, profesor pediatri dan direktur penelitian pada divisi kedokteran remaja di Standofd University kepada Health.
Ia juga mengatakan bisa jadi orang-orang yang merokok atau vaping lebih rentan terinfeksi COVID-19 karena mereka biasanya sering berbagi perangkat e-cig mereka. Mereka juga cenderung lebih sering menyentuh mulut dan tangan mereka.
"Dan juga, gumpalan besar aerosol bisa membawa virus ke dalam aeorosol dan kemudian terhirup jauh ke dalam paru-paru," tambahnya. (shn)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
BNN Bongkar Jaringan Ekstasi Sumatera-Sulawesi Pakai Modus Penyamaran Vape
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Begini Kata BNN Soal Peluang Indonesia Larang Peredaran dan Pemakaian Vape
Singapura Serius nih, Pengguna Vape yang Kena Razia akan Kena Hukuman Cambuk dan Denda, Wisatawan Juga Bisa Kena Loh
Narkoba Merambah ke Vape Pods, BNN Cek Berbagai Merek Vape di Indonesia
Penelitian Klaim Rokok Elektrik Jadi Jawaban Ampuh Berhenti Merokok, Tingkat Keberhasilan Hampir Tiga Kali Lipat dari Terapi NRT
Singapura Resmi Larang Pemakaian Vape, Dianggap Sama seperti Narkoba
Vape yang Sebabkan Pemakainya seperti ‘Zombie’ Berpotensi Masuk Indonesia, DPR Peringatkan Polisi hingga BPOM Jangan Diam Saja
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID