Pengamat Tegaskan Gibran Bukan Bagian Dinasti Politik
Jumat, 24 Juli 2020 -
MerahPutih.com - Pengamat politik Wempy Hadir menilai, majunya putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka bukan dinasti politik.
Wempy berujar, Gibran bukan ditunjuk langsung atau didelegasikan oleh Jokowi untuk menjadi wali kota Solo, tetapi melalui sebuah proses demokrasi langsung dimana rakyat yang akan memutuskan untuk memilih Gibran atau tidak pada Pilkada Solo 2020.
Baca Juga
Ia mengingatkan, dalam proses demokrasi langsung sangat sulit untuk mengatakan dinasti politik.
"Karena (pencalonan Gibran) kan baru proses politik dan yang menentukan masyarakat sendiri, apakah memilih dia atau tidak," kata Wempy kepada wartawan, Jumat (24/7).
Wempy menegaskan, latar belakang keluarga tidak menjamin seorang calon kepala daerah bakal terpilih, karena rakyat yang akan menilai dari rekam jejak apakah calon tersebut punya kapasitas untuk menjadi pemimpin atau tidak.
"Banyak juga di tempat-tempat lain ketika mengusung dari klan, keluarga elit segala macam tapi karena mereka (masyarakat) tau rekam jejaknya tidak bagus segala macam maka tidak terpilih," ujarnya.
Ia menyebut, jika masyarakat melihat rekam jejaknya bagus maka latar belakang tak jadi soal.
"Calon yang diusung punya kapasitas, apakah dia itu berangkat dari latar belakang keluarga elit atau segala macam, saya kira tidak masalah," jelas Wempy.

Menurut Direktur Indo Polling Network ini, tidak ada undang-undang yang melarang seorang anak presiden untuk mengikuti pilkada.
"Toh juga undang-undang tidak melarang, justru undang-undang memberikan ruang kepada setiap orang untuk mendapatkan hak politik untuk dipilih dan memilih. Kita tidak bisa menghindari itu," pungkas Wempy.
Politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira sesumbar, Gibran memiliki modal komplit untuk menang. Salah satunya, nilai tambah sebagai anak Presiden.
"Itu modal simbolik, nilai tambah yang tidak dimiliki semua orang. Anak presiden pasti selalu memiliki daya tarik sendiri," ujar Andreas kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Modal lainnya yang dimiliki Gibran, kata Andreas, adalah modal sosial, politik dan finansial. Secara sosial, Gibran memiliki tingkat keterkenalan yang tinggi.
Kemudian, secara politik, Gibran meraup banyak dukungan parpol. Secara finansial, Gibran juga memiliki ongkos yang cukup untuk berkampanye dan membayar saksi TPS.
Baca Juga
Kans Kemenangan Gibran Lebih Tinggi Dibandingkan Putri Ma'ruf Amin dan Ponakan Prabowo
"Itu semua akan menjadi akumulasi elektoral bagi kandidat. Kami mencalonkan kandidat itu mencalonkan untuk menang, apalagi di daerah basis," ujar politikus PDIP anggota Komisi X DPR RI ini.
Gibran berpotensi menjadi calon tunggal di Pilkada Solo 2020. Dia mengantongi dukungan dari mayoritas partai yang memiliki kursi di DPRD Solo. Hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belum menentukan sikap mencalonkan Gibran. (Knu)