Pengamat: PPP Bisa Tidak Lolos Parliamentary Threshold

Rabu, 23 November 2016 - Luhung Sapto

MerahPutih Politik - Pengamat politik Adi Prayitno khawatir bila konflik dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak terselesaikan maka akan berakibat fatal pada partai itu sendiri.

"Pada level yang paling ekstrim, bukan hanya bargaining position-nya saja lemah (akibat perpecahan), partai ini bisa tak lolos Parliamentary Threshold pada Pemilu serentak 2019 akibat deadlock politik di kalangan mereka," katanya kepada merahputih.com, Rabu (23/11).

Seharusnya partai berlambangkan Ka'bah ini belajar dari Partai Golkar. Pasalnya Partai Golkar sempat mengalami nasib yang sama dengan PPP, yaitu konflik internal yang berujung dualisme kepemimpinan.

"Mereka akan dirugikan dengan konflik ini. Dibandikan Golkar, konflik PPP kali ini merupakan konflik paling panjang dan paling krusial. Seharunya PPP belajar banyak dari Golkar bagaimana menyudasi pertikaian yang tak pernak usai," ucap Adi.

Lebih lanjut, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) itu menganggap konflik antar kubu Djan Faridz dan kubu Romahurmuziy semakin memanas lantaran keduanya memiliki pendapat yang berbeda di Pilkada DKI Jakarta.

"Putusan PTUN ini semakin memanaskan konflik di internal PPP mengingat kedua kubu mendukung calon yang berbeda di banyak pilkada. Salah satunya di Jakarta," ucapnya. (Yni)

BACA JUGA:

  1. PPP Djan Faridz Menang, Pengamat Yakin Kubu Romy akan Banding
  2. PTUN Menangkan PPP Djan Faridz
  3. 50 Kader PPP Sindir Kubu Djan Faridz di Balai Sudirman
  4. PPP Dukung Ahok, Djan Faridz Sebut Kebijakan Ahok Pro Islam
  5. PPP Kubu Djan Faridz Deklarasikan Dukung Ahok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan